Dampak Kericuhan di Laga PS Tira vs PSIM - Sebagian Fasilitas SSA Rusak, Kerugian Ditaksir Rp40 Juta

Dampak kericuhan di Laga PS Tira vs PSIM sebagian fasilitas SSA rusak. Hasil inventarisasi kerusakan, kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 juta

Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Hasan Sakri
Foto kericuhan saat laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul 

Dikutip tribunjogja.com dari bolasport.com, PSSI menyayangkan terjadinya kericuhan pada laga tersebut.

Rasa prihatin itu diungkapkan secara langsung oleh Kepala Staf Ketua Umum PSSI sekaligus Ketua Organizing Committee Piala Indonesia 2018, Iwan Budianto.

"Kami menyayangkan dan prihatin atas kejadian ini. Ini akan menjadi ranah Komite Disiplin yang akan menangani langsung kejadian ini," ujar Iwan Budianto, kutip dari laman resmi PSSI melalui bolasport.com.

Tak beri izin

Bupati Bantul Suharsono pun akhirnya angkat bicara soal kericuhan di SSA.

Ia pun segera melakukan evaluasi yang memungkinkan adanya larangan bagi PSIM Yogyakarta bermain di SSA Bantul.

"Pemerintah akan evaluasi. Sanksinya tidak diberi izin. Dulu kan pernah ribut juga, terus saya larang, saya kasih izin lagi. Sekarang sama PS Tira aja seperti itu. Ya nanti kita bicarakan dengan Disdikpora. Kalau PSIM mau main (di SSA) lagi ya kita larang lah," tegas Suharsono, Rabu (12/12/2018).

Manajemen PSIM

Diberitakan tribunjogja.com sebelumnya, manajemen PSIM kemudian meminta maaf atas peristiwa itu.

Ketua Umum PSIM, Agung Damar Kusumandaru mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut.

Namun, ia tidak memungkiri, ada beberapa hal yang menyebabkan suporter melakukan tindakan invasi ke dalam lapangan pertandingan itu.

Foto suasana kericuhan di laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul
Foto suasana kericuhan di laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul (Tribun Jogja/Hasan Sakri)

Baca: Asisten Pelatih PS Tira Sesalkan Laga Kontra PSIM Yogyakarta Berakhir Ricuh

"Kami sangat menyayangkan kejadian kemarin, dan minta maaf pada pihak PS Tira. Tapi, kami menilai, Panpel Tira tidak sigap dalam menyelenggarakan laga. Efeknya, suporter bisa turun ke lapangan," katanya pada Tribunjogja.com, Rabu (12/12/2018).

Berdasar pandangannya, pihak Panpel seperti kurang siap dengan kehadiran suporter PSIM dalam jumlah yang besar.

Lanjut Agung, menurut keterangan dari suporter, amarah itu dampak dari tidak jelinya kepemimpinan wasit Maulana Nugraha.

Keputusan wasit dianggap banyak merugikan kubu PSIM, hingga akhirnya terjadi match invasion tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved