Sains

Ketika Tomat Dicoba Ditanam di Luar Angkasa

Dalam misi ini perkembangan benih tomat di luar angkasa akan dipantau dengan kamera.

Editor: Ari Nugroho
twitter.com/@StationCDRKelly
Ilustrasi tanaman di luar angkasa 

TRIBUNJOGJA.COM - Ilmuwan terus mengembangkan upaya agar manusia bisa bertahan di luar angkasa atau planet lain.

Hal itu dilakukan melalui upaya bercocok tanam di luar angkasa.

Satelit "Eu: CROPIS" (Euglena and Combined Regenerative Organic-Food Production in Space) diluncurkan ke ruang angkasa menggunakan roket Falcon-9 milik perusahaan swasta Space-X.

Satelit tak berawak itu mengangkasa Senin (3/12/2018) malam waktu Eropa Tengah dari stasiun ruang angkasa Vandenberg, di negara bagian California AS.

DLR menyebutkan, di dalam satelit ini terdapat sistem untuk mempertahankan kehidupan, terdiri dari dua rumah kaca, biofilter, benih tomat kerdil, ganggang bersel satu dan urin sintetik sebagai pupuk.

Baca: Jahe Merah, Jenis Tanaman Herbal Unggulan yang Baik Bagi Tubuh

Makanan untuk penerbangan  ke Mars dan Bulan

Dalam misi ini perkembangan benih tomat di luar angkasa akan dipantau dengan kamera.

Monitoring itu bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan penting untuk mendukung misi jangka panjang di masa depan,  yakni penerbangan astronot ke Bulan dan planet Mars.

Satelit "Eu-CROPIS " akan mengorbit dekat Bumi pada ketinggian 600 kilometer.

Satelit akan berrotasi pada sumbunya, untuk menciptakan gravitasi yang mirip gaya tarik bulan dan setelah itu gravitas seperti Mars.

Gravitasi di bulan sekitar seperenam gravitas Bumi sementara di Maras gaya tariknya sekitar 30 persen gravitasi Bumi.

Dengan itu benih tomat tumbuh menyesuaikan diri dengan gravitasi yang lebih kecil dibanding gaya tarik Bumi.

Baca: Rumah Kaca Otomatis Ini Bisa Mengatasi Masalah Kurangnya Tanaman di Perkotaan

Satelit berukuran satu meter kubik dengan berat 230 kilogram itu, dikembangkan dan dibuat oleh DLR bekerja sama dengan Friedrich Alexander University Erlangen-Nürnberg.

Satelit ini dikendalikan oleh pusat pengendali DLR di Oberpfaffenhofen, Bavaria.

Peluncuran satelit semula direncanakan pada 19 November, tetapi tertunda akibat cuaca buruk di California.

Selain itu proses pemeliharaan roket peluncur milik perusahaan ruang angkasa swasta-Space-X, juga diundurkan sebanyak tiga kali.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved