Jawa
Merawat Menoreh, Merawat 'Ibu Bumi' yang sedang Merana
Namun sekarang bukit tersebut kini merana, dan tergerus oleh aktivitas penebangan pohon, hutan tanaman industri, dan pertambangan batu marmer.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Mereka merasa khawatir jika kondisi terus dibiarkan seperti ini, kelangsungan hidup mereka juga akan terancam.
Baca: Dinpar Kulonprogo Rancang Program Live In di Menoreh
Warga pun mulai tergugah.
Mereka ingin memulihkan kembali bukit yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini, menghijaukan kembali hutan yang ada di sana.
Dimulai dengan cara sederhana, yakni menanam pohon kembali.
Sebagian warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Menoreh pun menginisiasi upaya reboisasi tersebut.
Mereka melakukan penghijauan lahan-lahan perbukitan Menoreh.
Setiap ada kegiatan apapun yang ada di Menoreh, pasti tersemat kegiatan penanaman pohon.
Seperti yang dilaksanakan pada Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada hari Selasa (27/11/2018) ini.
Puluhan warga menanam 20.000 bibit pohon di Dususn Selorejo, Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Dengan menggunakan pakaian adat jawa, baju sorjan dan blangkon, mereka menanam bibit pohon di sekitar kawasan Museum Marmer Indonesia.
Sebelum berangkat melakukan penanaman, warga berdoa di Balai Desa Ngargoretno.
Dipimpin oleh tokoh agama setempat, mereka berdoa agar Bukit Menoreh menjadi kawasan yang hijau dan lestari, tidak lagi menjadi kawasan yang rawan bencana longsor atau kekeringan.
Tidak ada penambangan dan kegiatan lain yang dapat merusak lingkungan.
Baca: Bahaya Kebakaran di Perbukitan Menoreh
"Kita mengambil bibit di balai desa Ngargoretno. Sebagian bibit telah didistribusikan kemarin. Penanaman dilakukan smbolis bersama Forum Masyarakat Peduli Ngargoretno, tokoh agama dan masyarakat, dengan mengenakan pakaian adat jawa. Kenapa dengan adat jawa, kami berharap acara tersebut lebih membumi," ujarnya.
Setelah berdoa, mereka berangkat menuju lokasi penanaman pohon.