Dahnil Anzar Merasa Ada Upaya Kriminalisasi Terkait Dugaan Penggelembungan Dana Kemah Pemuda

Dahnil mengaku tidak tahu, siapa yang melaporkan dugaan mark-up dana kemah pemuda Islam

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak ketika ditemui di sela-sela acara sidang Tanwir menjelang Muhtamar ke-XVII di UMY, Bantul, Minggu (25/11/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku tidak mengetahui terkait pelaporan dugaan 'mark-up' dana kemah Pemuda Islam, yang sempat menjerat organisasi pemuda Muhammadiyah.

Ia pun mengaku sudah bertemu dengan Menteri pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi.

Dalam pertemuan tersebut, ia mengaku telah menyebutkan kepada Menpora bahwa BPK RI tidak mempermasalahkan terkait dana kemah pemuda Islam.

Dahnil juga menyebut bahwa pihaknya telah melakukan gelar perkara bersama pihak kepolisian.

"Katanya polisi memeriksa ini (dana kemah) berdasarkan laporan dan audit dari BPK. Tapi BPK membantah tidak melakukan gelar perkara dengan mereka (polisi). Yang kita tanyakan, polisi asal-usul ini darimana," kata Dahnil saat ditemui di sela-sela sidang Tanwir di gedung AR Fachrudin unit B, UMY, Minggu (25/11/2018).

Ia mengaku menyampaikan itu kepada Menpora, Imam Nahrawi.

"Kok bisa seperti ini. Ini ada yang sedang mencari-cari (kesalahan). Padahal acaranya bagus.Pak Presiden hadir disitu bahkan pak presiden mengubah jadwal yang tadinya datang tanggal 16 mengubah menjadi tanggal 11," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo seharusnya tidak boleh diam manakala terjadi kriminalisasi terhadap pemuda Muhammadiyah.

Karena dari awal, menurut Dahnil, pemuda Muhammadiyah justru ingin membantu Presiden di tengah situasi yang pada saat itu dianggapnya sedang carut marut.

"Tapi justru hari ini kami dicari-cari (kesalahan) dan dikriminalisasi," katanya.

Sampai saat ini, Dahnil mengaku tidak tahu, siapa yang melaporkan dugaan mark-up dana kemah pemuda Islam yang diselenggarakan di Prambanan pada tahun 2017 silam.

Karena sampai saat ini, kata Dahnil pihak kepolisian sendiri menyembunyikan siapa pelapornya.

")Siapa pelapor) Nggak jelas dan Kemenpora juga sedang nyari, karena ada unsur fitnah. Karena gini, kalau anda mau cari-cari laporan ormas dan OKP (organisasi kemasyarakatan pemuda) maka bisa ditangkap ormas dan seluruh OKP di seluruh Indonesia," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved