Kota Jogja

Dakon, Permainan Tradisional yang Syarat Manfaat dan Filosofi, Latih Kesabaran dan Ketekunan Anak

Permainan tradisional ini mengajarkan anak tentang ketekunan, ketepatan, kejujuran, berhitung hingga kesabaran.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan
Sejumlah anak didampingi orang tuanya tengah asik bermain dakon di Jalan Kapas Yogyakarta, Sabtu (24/11/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Maraknya permainan elektronik ditambah pengaruh gadget yang kini menghinggapi anak-anak membuat popularitas permainan tradisional kian meredup.

Padahal seperti diketahui, permainan tradisional memiliki segudang manfaat dan filosofi yang kental dari setiap permainannya.

Satu diantara permainan yang memberikan banyak manfaat adalah dakon.

Di beberapa daerah menyebut permainan ini dengan sebutan congkak atau congklak.

Permainan tradisional ini mengajarkan anak tentang ketekunan, ketepatan, kejujuran, berhitung hingga kesabaran.

Baca: Kenalkan Mainan Tradisional, Ribuan Anak dan Orang Tua Mainkan Dakon di Jalanan

Bagaimana tidak, permainan ini mewajibkan pemainnya untuk berhasil mengumpulkan biji sebanyak-banyaknya dengan cara dan aturan dari permainan ini.

Cara memainkan permainan tradisional ini yaitu dengan sebuah papan kayu dengan minimal 14 cekungan kecil dan 2 cekungan besar, serta minimal 98 biji dakon, bisa berasal dari kerikil, biji buah sawo, atau cangkang kerang kecil.

Peraturannya juga sederhana.

Biasanya dilakukan 2 pemain. Setelah 14 cekungan diisi masing-masing 7 biji dakon, maka permainan bisa dimulai dengan bergantian mengambil biji tersebut lalu dipindahkan dari cekungan kecil ke cekungan kecil yang lainnya dengan menaruh biji di cekungan besar satu (milik sendiri) dan mengabaikan cekungan besar kedua (milik lawan).

Ketika biji yang diputar berhenti cekungan kosong, putaran berhenti.

Giliran lawan yang melakukan putaran, dan seterusnya.

Hingga permainan pun berakhir jika biji yang berjumlah 98 buah itu semuanya telah berada pada masing-masing cekungan besar. Pemenangnya adalah yang berhasil mengumpulkan biji terbanyak.

Baca: Anak Bulgaria Gemar Main Dakon

Lewat permainan ini menurut, Kepala TK Negeri 2 Yogyakarta Tri Hariyatni dapat mengenalkan tentang konsep bilangan dan menghitung.

"Dalam permainan ini, anak secara tidak langsung belajar mengenai konsep bilangan dan bagaimana cara menghitung. Mereka bermain dengan senang sekaligus bisa belajar. Aspek keamanan permainan juga terjaga," katanya disela acara 'Dakon Ning Ratan' yang dilaksanakan di Jalan Kapas Kota Yogyakarta, Sabtu (24/11/2018).

Selain belajar bilangan dan berhitung dakon juga memiliki manfaat untuk melatih ketepatan dalam mengambil langkah. Menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta, permainan dakon bisa memberikan manfaat untuk bekal hidup anak ketika dewasa kelak.

"Permainan dakon memiliki filosofi. Dakon itu belajar berhitung, mengajarkan hidup harus hati-hati dalam melangkah, jika mengambil langkah yang benar maka akan sukses begitu sebaliknya," tambah Heroe Poerwadi dalam acara yang sama.

"Semua permainan tradisional punya filosofi. Ini bisa dimainkan oleh bapak dan ibunya. Mengakrabkan anak dan orangtua. Sambil main bisa sambil ngobrol macam-macam," tambah Heroe.

Sementara, itu sebut salah satu Panitia acara Dakon Ning Ratan, permainan dakon dapat melawan akan efek dari permainan digital yang kian merebak. Hal tersebut dirasa merenggangkan hubungan antara anak dan orang tua.

"Kita ingin meng-counter efek negatif penggunaan gadget yang sudah mempengaruhi anak. Harapannya dengan mainan ini anak-anak bisa beralih ke mainan tradisional khususnya dakon," katanya.

Ia pun juga membeberkan manfaat dari permainan ini, menurutnya permainan ini dipilih sebagai upaya untuk mengenalkan pada anak dan orangtua agar dapat bermain bersama dengan permainan tradisional yang murah, mudah dan bermanfaat.

"Dakon itu syarat akan filosofi, bisa melatih ketekunan, kejujuran, berhitung dan kesabaran. Filosofi dan manfaat itu harus ditanamkan kepada anak sebagai bekal saat dewasa nanti. Orang tua perlu aktif mengajak anak bermain karena permainan ini tak membutuhkan lokasi yang luas dan gerakan yang berlebihan, cukup duduk dan bermain," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved