Maulid Nabi Muhammad
Kisah Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Maulid Al-Barzanji, Doa dan Shalawat Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen kelahiran Nabi Muhammad SAW Berzanji atau Barzanji adalah doa-doa, puji-pujian
TRIBUNjogja.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2018 di Indonesia diperingati pada Selasa 20 November 2018.
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen kelahiran Nabi Muhammad SAW, peringatan ini dilakukan dengan berbagai cara oleh umat muslim di Indonesia.
Di desa-desa mengadakan pengajian ada juga yang mengadakan barzanji atau bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW.
Berzanji atau Barzanji adalah doa-doa, puji-pujian dan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW.
Inilah penggalan kisah Maulid Nabi Muhammad SAW yang terkandung dalam Maulid Al-Barzanji dikutip tribunjogja.com dari mutiarazuhud.files.wordpress.com:
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkahan atas apa yang Allah berikan dan karuniakan kepadanya (Nabi Muhammad SAW).
Beliau lahir dengan meletakkan kedua tangannya di atas tanah dengan mengangkat kepalanya ke langit yang tinggi. Dengan mengangkatnya itu beliau mengisyaratkan kepemimpinannya (atas makhluk) dan ketinggian (akhlaq)-nya. Beliau juga mengisyaratkan ketinggian derajatnya atas seluruhmanusia.
Dan sesungguhnya beliau adalah orang yang dicintai dan baik naluri dan perangainya. Ibunya memanggil Abdul Muththalib yang ketika itu sedang thawaf pada bangunan itu (Ka‘bah). Laluia datang segera dan memandangnya, dan ia memperoleh kegembiraan yang dicita-citakannya.
Abdul Muththalib lalu memasukkannya ke Ka‘bah yang cemerlang dan mulai berdoa dengan niat yang tulus (ikhlas). Ia bersyukur kepada Allah Ta‘ala atas apa yang telah dianugerahkan dan diberikan kepadanya.
Beliau tumbuh dalam sehari seperti pertumbuhan anak kecil dalam sebulan dengan perhatian Tuhan. Beliau telah berdiri di atas kedua telapak kakinya pada usia tiga bulan, berjalan pada usia lima bulan, dan kekuatannya telah kuat pada usia sembilan bulan, dan fasih ucapannya.
Lalu malaikat membelah dadanya yang mulia ketika beliau tinggal dengan Halimah. Kedua malaikat itu mengeluarkan gumpalan darah dari dada itu. Keduanya menghilangkan bagian setan (bagian yang dapat dimasuki setan) dan keduanya mencucinya dengan salju, lalu memenuhinya dengan hikmah dan maknamakna keimanan.

Kemudian keduanya menjahitnya kembali dan mengecapnya dengan cap kenabian. Setelah itu mereka menimbangnya. Ternyata beliau mengungguli seribu orang dari umatnya, umat pilihan.
Beliau tumbuh dengan sifat-sifat yang paling sempurna sejak kanak-kanaknya. Kemudian Halimah mengembalikannya kepada ibunya meskipun merasa berat dengan pengembalian itu.
Saat beliau mencapai umur dua belas tahun, pamannya membawanya pergi ke negeri Syam. Pendeta Buhaira mengenalnya karena sifat kenabian yang ada pada diri beliau.
Dan ia berkata, “Aku yakin, beliau adalah pemimpin seluruh alam, utusan Allah, dan nabi-Nya. Pohon dan batu sujud kepadanya, padahal keduanya tidak sujud kecuali kepada nabi yang selalu kembali kepada Allah. Sesungguhnya kami mendapati sifatnya di dalam kitab samawi yang terdahulu.” Di antara kedua bahunya terdapat cap kenabian yang telah diratai oleh cahaya.
Pendeta itu menyuruh pamannya untuk mengembalikannya ke Makkah, karena mengkhawatirkan beliau dari perlakuan para pemeluk agama Yahudi. Maka Abu Thalib membawa pulang beliau dari Syam yang suci tidak melalui Bashrah.
Ketika mencapai usia dua puluh lima tahun, beliau berpergian ke Bashrah untuk memperdagangkan barang-barang Khadijah, seorang wanita yang tertutup (karena selalu di rumah). Beliau ditemani budak laki-laki Khadijah, Maisarah, untuk membantu beliau.

Dalam perjalanan, beliau singgah di bawah pohon di depan biara Nastura, seorang pendeta Nasrani. Pendeta itu mengenalnya karena bayangan pohon condong kepadanya dan melindunginya.
Sang pendeta berkata, “Tidaklah singgah di pohon ini kecuali seorang nabi yang mempunyai sifat yang bersih dan seorang rasul (utusan) yang telah dikhususkan dan diberi keutamaan oleh Allah Ta`ala.”
Kemudian pendeta itu berkata kepada Maisarah, “Apakah pada kedua matanya terdapat tanda kemerah-merahan yang menunjukkan tanda yang tersembunyi (samar)?”
Maisarah menjawab, “Ya.” Maka benarlah apa yang diduga dan dimaksudkan oleh pendeta itu tentang beliau.
Pendeta itu lalu berkata kepada Maisarah, “Janganlah kamu berpisah darinya, dan bersamanyalah kamu dengan niat yang benar dan maksud yang baik, karena ia termasuk orang yang dimuliakan dan dipilih oleh Allah Ta`ala dengan kenabian!”
Ketika genap empat puluh tahun usia beliau, menurut pendapat yang paling diterima oleh orangorang yang memiliki ilmu, Allah Ta‘ala mengutusnya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kapada seluruh alam. Lalu beliau meratai mereka dengan rahmat.
Itu dimulai dengan mimpi yang baik dan jelas sampai sempurna enam bulan. Beliau hanya melihat ada seperti sinar subuh datang memancarkan sinarnya. Dimulainya impian itu sebagai latihan bagi kekuatan manusia agar tidak terkejut dengan kehadiran malaikat yang mengabarkan kenabiannya sehingga beliau tidak kuat.
Beliau disenangkan untuk bersunyi diri. Beliau beribadah di Gua Hira selama beberapa malam, sampai datang kebenaran yang jelas dan sempurna kepadanya. Itu terjadi pada hari Senin tanggal tujuh belas, bulan yang mengandung Lailatul Qadr (bulan Ramadhan).
Terdapat perbedaan pendapat mengenai itu. Yaitu dua puluh tujuh, dua puluh empat, atau dua puluh delapan, bulan kelahirannya, yang padanya muncul wajah yang bagaikan bulan purnama(bulan Rabi‘ul Awwal). Kemudian malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!”
Beliau mengatakan, “Aku tidak dapat membaca.” Maka malaikat mendekapnya kuat-kuat dan berkata lagi kepadanya, “Bacalah!”
Beliau tetap mengatakan, “Aku tidak dapat membaca.” Malaikat mendekapnya untuk kedua kalinya sehingga beliau kepayahan, dan berkata lagi kepadanya,
“Bacalah!” Beliau tetap mengatakan, “Aku tidak dapat membaca.” Maka malaikat mendekapnya ketiga kalinya agar beliau menghadap kepada apa yang akan disampaikan kepadanya dengan tekad bulat. Beliau menghadap dan menerima dengan sungguh-sungguh.
Kemudian wahyu terputus selama tiga tahun atau tiga puluh bulan, agar beliau rindu kepada embusanembusan yang harum. Lalu diturunkan kepada beliau surah Al-Muddatstsir. Kemudian Jibril datang kepadanya dan memanggilnya.
Bagi kenabiannya, didahulukannya ucapan Iqra’ bismi rabbika (Bacalah dengan nama Tuhanmu) merupakan bukti bahwa surah itu adalah yang terdahulu dan kedahuluan atas risalahnya dengan kabar gembira bagi orang yang diserunya. (*)
Baca: Doa dan Bacaan Sholawat Sambut Maulid Nabi 2018 Selasa 20 November
Baca: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Bung Karno Pernah Pidato Seperti Ini
Kisah Lengkap Download Disini