Tol Bawen Yogyakarta

Tol Bawen Yogyakarta Wilayah DIY Dimulai dari Jalan Tempel Hingga Wilayah Prambanan

Gubernur DIY Sri Sultan Hamangku Buwono X mengatakan telah mengalihkan status jalan Tempel hingga Prambanan menjadi aset negara

Editor: Iwan Al Khasni
skyscrapercity.com
Ilustrasi rencana jaringan jalan bebas hambatan Yogyakarta Jawa Tengah 

Terkait lahan subur yang dapat tergusur, pihaknya mengatakan sebagian besar adalah lahan tadah hujan, dan sedikit lahan subur.

"Catatannya kemarin itu , satu karena faktor kegempaan ternyata setelah dicek, tidak benar. Kedua soal lahan subur, ternyata lebih banyak lahan tadah hujannya. Ketiga untuk alternarif kereta api belum ada projek atau dorongan kita memakai itu. Jadi yang sudah ada kita kerjakan dulu," ujar Ganjar.

Rencana pembangunan proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta ini juga mendapat dukungn dari Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Ada beberapa alasan mendasar kenapa DPR RI mendukung proyek pembangunan proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta.

DPR RI menilai pembangunan jalan tol di Yogyakarta sangat penting dan perlu dilanjutkan untuk mendukung konektivitas perhubungan darat dari adanya bandara baru internasional di Temon, Kulon Progo.

Pembangunan landasan pacu NYIA sepanjang 3.250 meter di Temon, Kulonprogo
Pembangunan landasan pacu NYIA sepanjang 3.250 meter di Temon, Kulonprogo (ISTIMEWA DOK AP1/NYIA)

Dukungan DPR RI

Anggota Komisi V DPR RI, Idham Samawi mengatakan, dari paparan pihak PT Angkasa Pura I dan PT Pembangunan Perumahan-KSO (PP-KSO), diketahui bahwa NYIA akan mampu menampung penumpang hingga 14 juta orang secara umum atau 20 juta orang pada kapasitas puncaknya.

Hal itu akan membawa impact berupa semakin terbukanya jalur penerbangan langsung (direct flight) semisal dari Sidney, Tokyo dan lainnya tanpa harus transit terlebih dulu di Bali ataupun Jakarta.

Komisi V menilai rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta perlu dilanjutkan untuk mendukung konektivitas dan kelancaran transportasi darat tersebut.

Hal itu disebut Idham sebagai program yang konkrit, jangan sampai terjadi ketika pesawat sudah bisa langsung landing tanpa harus lewat Bali atau Jakarta tapi justru ada masalah di perjalanan daratnya.

Misalkan terkait perhubungan darat dari lokasi bandara menuju area kota atau tujuan wisata.

"Penerbangan dari Bali ke Yogyakarta itu hanya satu jam. Kalau perjalanan daratnya malah sampai dua jam, sama saja omong kosong. Komisi V sepertinya sepakat semua, menilai proyek tol ini harus jalan terus,"kata Idham di sela kunjungan spesifik Komisi V ke proyek pembangunan NYIA di Temon, Jumat (26/10/2018).(Nto/rbt/rfk/ing/tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved