Sleman

Lansia di Panti Sosial Pakem Bergembira dengan Mahasiswa Asing

Para lansia ini aktif berdialog dengan puluhan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara ini.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Peserta dari Summer Course 2018 melakukan beragam kegiatan bersama lansia dalam kunjunganya di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso, Pakem, Sleman Kamis (1/11/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Raut muka bahagia terpancar dari lansia Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso, Pakem, Sleman saat dikunjungi mahasiswa program Summer Course 2018 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.

Para lansia ini aktif berdialog dengan puluhan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara ini.

Baca: Sekolah Lansia Naura Husada Wisuda 140 Lansia

Masing-masing kelompok mahasiswa juga membawakan treatment khusus untuk para lansia, seperti permainan mengingat gambar, bernyanyi hingga senam lansia.

Summer course 2018 bertema Health Related Program in Elderly berlangsung dari 29 Oktober hingga 16 November, dan pada Kamis (1/11/2018) mahasiswa yang berasal dari Malaysia, Belanda, Yunani, Jepang, Thailand, Taiwan dan Singapura ini berkesempatan mempelajari kegiatan pelayanan kesehatan kelompok lansia di Indonesia bersama mahasiswa UGM lainya.

Fatchan selaku Kepala Balai Panti Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Abiyoso mengapresiasi dan merasa senang atas keterlibatan mahasiswa dalam mengisi pengalaman para lansia.

Adapun BPSTW hadir sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah sesuai dengan SK Gubernur DIY Nomor 160 Tahun 2002 yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia.

Terdapat dua panti sosial di DIY, selain BPSTW Adiyoso, adapula BPSTW Budi Luhur yang berada di Kasongan Bantul.

"Di sini kami memiliki 126 lansia, sedangkan yang di Kasongan berjumlah 88 lansia. Dari 214 lansia, 72 laki-laki dan sisanya perempuan," jelasnya pada Tribunjogja.com.

Dari dua lokasi ini, terdapat 28 lansia yang masuk kategori khusus atau yang berbayar, dan sisanya adalah reguler atau lansia yang terlantar.

Jumlah tersebut tentu saja sedikit bila dibandingkan jumlah lansia yang ada di DIY yang mencapai 45.765 orang.

Fatchan menekankan, bahwa di panti ini bukan untuk membuat para lansia menjadi ketergantungan, atau sekedar duduk untuk dilayani.

Namun di sini mereka beraktifitas sesuai kemampuan dan kondisi fisik mereka.

Kegiatan yang dikedepankan berupa mental dengan pendalaman agama sesuai yang dianut.

Kegiatan fisik dengan senam lansia yang dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu di mana kegiatan ini dapat membantu kesehatan para lansia dan kegiatan mengasah keterampilan.

"Ini penting, karena untuk simbah yang di terlantar, mereka sering dicuekin di masyarakat, dan dengan membuat keterampilan mereka bisa bangga karena merasa hidupnya berguna," paparnya.

Pelayanan kesehatan juga poin penting yang harus ada di panti sosial.

Untuk itu terdapat dokter yang selalu rutin mengecek kesehatan para lansia, dan juga menjalin kerja sama dengan Puskesmas Pakem.

Adapun penyakit yang biasa menyerang para lansia seperti hipertensi, myalgia, dementia, radang sendi, gangguan jiwa, diabetes dan asma.

Sementara Ahli Geriatri atau ahli kesehatan usia lanjut dari UGM, Dr dr Probosuseno mengatakan penyakit yang diderita oleh kelompok lansia berbeda dengan para kelompok usia muda.

Umumnya para kelompok lansia memiliki tiga hingga empat macam penyakit sekaligus.

Selain penyakit yang dapat menyerang, lansia juga akan diserang rasa kesepian.

"Nah maka mereka butuh pertemanan dan panti wredha seperti ini dapat memfasilitasinya," ungkapnya.

Untuk menghadapi periode masa usia lanjut tersebut, ia menyarankan agar para lansia dapat selalu tampil senang dan bahagia dengan selalu berkumpul dengan saudara dan lingkungan sekitarnya.

Probosuseno menjelaskan ciri-cirinya, seperti bangga dengan masa lalu, puas dengan masa sekarang, tidak cemat akan masa depan, dan tetap dihormati serta dicintai oleh sekitarnya.

Lebih lanjut tentang program Summer Course 2018, Drs Abdul Wahab selaku Koordinator Lapangan Summer Course UGM, mengatakan kegiatan kali ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan sejak 2016 lalu.

Kegiatan kali ini merupakan hasil kerjasa tiga fakultas, FKKMK, FKG dan Fakultas Farmasi.

“Tujuan summer course ini untuk meningkatkan reputasi internasionalisasi kampus, kita ingin mahasiswa juga bisa belajar dan berinteraksi dengan mahasiswa asing, sehingga ke depannya mereka bisa bersinergi,” katanya.

Summer Course 2018 diikuti oleh 57 peserta yang terdiri dari 34 mahasiswa UGM dan 23 peserta dari berbagai universitas mitra luar negeri.

Selama satu minggu peserta akan mendapatkan paparan meateri di kelas dari dosen UGM mapun dosen mitra luar negeri.

Pada minggu kedua dan ketiga peserta akan mendapatkan pembelajaran kesehatan dengan magang di Puskesmas yang ada di Kulonprogo seperti di Puskesmas Galur, Lendah dan Panjatan.

Selain magang, mereka juga akan tinggal bersama masyarakat sekitar.

"Dipilihnya Kulonprogo karena di sana memiliki program inovatif layanan kesehatan masyarakat dan memiliki geografis yang beragam seperti pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi," jelasnya.

Menanggapi rangkaian kegiatan tersebut, Fara Sila, peserta Summer Course 2018 dari Kedokteran UGM angkatan 2015 mengatakan bahwa kunjungan ke panti sosial ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa di bidang kesehatan untuk lebih peduli dengan manula.

"Karena popasi manula meningkat dan generasi muda punya kewajiban untuk merawat mereka dan tahu masalah serta penyakitnya," ucapnya.

Baca: Pemkab Sleman Luncurkan Sekolah Lanjut Usia Khusus Bagi Para Lansia

Dengan melihat keadaan di panti sosial, hal itu juga dapat sebagai refleksi diri sendiri untuk dapat lebih peduli dalam merawat keluarga sendiri dan setelah lulus bisa merawat masyarakat.

"Kita pasti akan tua, dan ingin dirawat keluarga sendiri," ucapnya.

Sedangkan Julia De Qerrol, mahasiswi dari universitas Vray Belanda mengaku senang dapat bekunjung ke panti jompo karena di Belanda ia belum pernah melakukan kegiatan semacam ini.

"Ini untuk pertama kalinya, saya sangat senang bertemu dan melihat mereka banyak aktivitas, dan selalu bergembira," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved