Apa Itu Kotak Hitam? Ini Semua yang Perlu Kamu Tahu Tentang Perangkat Bernama Black Box
Black box atau kotak hitam adalah sekumpulan perangkat perekam data penerbangan yang terdiri atas CVR da FDR
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com - Operasi pencarian badan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Perairan Karawang menemukan titik terang. Panglima TNI Marsekal hadi Tjahjanto pada Rabu (31/10/2018) mengungkapkan bahwa sinyal dari black box atau kotak hitam Lion Air JT-610 sudah terdeteksi.
Perangkat perekam data penerbangan ini diperkirakan berada di kedalama 30 meter di dasar laut. Selain kotak hitam, tim juga berharap akan segera menemukan bodi utama pesawat Lion Air yang diperkirakan berada di dasar laut berarus deras.
Pertanyaannya apa itu black box atau kotak hitam?
Black box atau kotak hitam adalah sekumpulan perangkat perekam data penerbangan yang di dalamnya terdiri atas flight data recorder (FDR) yang merekam data penerbangan dan cockpit voice recorder (CVR) yang merekam suara pilot yang bisa menangkap percakapan antara pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC).
Awalnya alat perekam ini menggunakan pita magnetik, seperti yang digunakan ketika pertama kali diperkenalkan pada 1960-an. Pita magnetik bekerja seperti tape recorder. Pita Mylar ditarik di kepala elektromagnetik, yang meninggalkan sedikit data pada pita. Namun saat ini kotak hitam menggunakan papan memori solid-state, yang muncul pada 1990-an.

Perekam solid-state dianggap jauh lebih andal daripada alat perekam magnetiknya. Solid state menggunakan susunan chip memori yang ditumpuk, sehingga mereka tidak memiliki bagian yang bergerak. Tanpa bagian yang bergerak, ada lebih sedikit masalah pemeliharaan dan berkurangnya peluang terjadinya kerusakan saat terjadi tabrakan.
Black box ini terdiri atas dua perangkat utama yaitu Cockpit Voice Recoreder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR). Berikut penjelasannya :
1. Cockpit Voice Recoreder (CVR)
Perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) merekam suara yang terjadi di kokpit sekaligus merekam komunikasi pilot dengan menara pengatur lalu lintas udara. Di dalam kokpit memang terdapat beberapa mikrofon. Ini bisa merekam percakapan dan suara lainnya yang terjadi dalam kabin.
Semisal suara benda jatuh, benturan maupun berupa gedoran.
Mungkin ada hingga empat mikrofon di kokpit pesawat, masing-masing terhubung ke perekam suara kokpit (CVR).
Mikrofon-mikrofon ini mengirim audio ke CVR, yang mendigitalkan dan menyimpan sinyal. Di kokpit, ada juga alat yang disebut unit kontrol yang terkait, yang menyediakan pra-amplifikasi untuk audio yang masuk ke CVR. Keempat mikrofon ditempatkan di headset pilot, headset co-pilot, headset anggota kru ketiga (jika ada anggota kru ketiga) dan dekat pusat kokpit, untuk mengambil peringatan audio dan suara lainnya.
Kebanyakan CDR magnetic-tape menyimpan 30 menit terakhir suara. Mereka menggunakan loop rekaman terus menerus yang menyelesaikan siklus setiap 30 menit. Saat material baru direkam, material tertua diganti. CVR yang menggunakan penyimpanan solid-state dapat merekam dua jam audio. Serupa dengan perekam pita-magnetik, perekam solid-state juga merekam materi lama.
2. Flight Data Recorder (FDR)
Perekam data penerbangan (FDR) dirancang untuk merekam data operasi dari sistem pesawat. Ada sensor kabel dari berbagai area di pesawat ke unit perekam data penerbangan, yang ditransfer ke FDR. Jadi kapan pun pilot menyalakan saklar atau memutar tombol, FDR mencatat setiap tindakan.
Di AS, Federal Aviation Administration (FAA) mengharuskan maskapai penerbangan komersial untuk mencatat minimal 11 hingga 29 parameter, tergantung pada ukuran pesawat. Perekam pita-magnetik memiliki potensi untuk merekam hingga 100 parameter. Solid-state FDR dapat merekam ratusan atau bahkan ribuan lagi.