Tol Bawen Yogyakarta

Tarik Ulur Proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta, Ganjar Pranowo Lapor Penolakan ke Pemerintah Pusat

anjar Prabowo mewakili pemerintah Provinsi bersikap terkait penolakan kalangan dewan terhadap rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.

Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JATENG/AMANDA RIZQYANA
Ilustrasi Tol Bawen 

TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo mewakili pemerintah Provinsi bersikap terkait penolakan kalangan dewan terhadap rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.

Pemprov Jateng telah menyampaikan laporan penolakan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta ke pemerintah pusat.

Sejumlah instansi yang dilaporkan antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) hingga Jasa Marga.

"Kami sudah sampaikan kepada Bappenas, kami sudah bicara Kemendagri, BPJT, Jasa Marga melalui komisaris utama sudah, semua sepakat untuk duduk bersama," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo, Rabu (17/10/2018) dikutip tribunjogja.com dari kompas.com.

Pemerintah Jateng, sambut Ganjar, tentu bertugas melakukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dengan pemerintah pusat.

Tol Bawen-Yogyakarta masuk sebagai salah satu proyek strategis nasional, sehingga ia minta agar kebijakan penolakan tidak diputuskan secara terburu-buru.

Menurut Ganjar, jika memang dewan tidak setuju maka argumen harus sesuai selaras dengan Pemprov Jateng dan Pemprov DIY.

"Setuju atau tidak argumen harus sama. Yogya sudah setuju kalau kita (Jateng) tidak ya jadi masalah," tandasnya.

Ganjar menduga bahwa keputusan penolakan tidak didasari argumentasi yang jelas. Solusi yang ditawarkan pengganti jalan tol dinilai hanya bersifat opsional.

"Kalau daerah subur bisa melingkar atau melayang gak jalan tolnya? Kalau kereta bisa sampai sana gak? Jangan-jangan hanya opsional tapi argumentasinya belum jelas," tambahnya.

Ganjar sendiri sebelumnya telah meminta kalangan dewan melakukan riset ulang atas trase yang akan dilalui jalan tol Bawen-Yogyakarta. Riset ulang harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan ahli terkait.

Hal itu disampaikan menanggapi penolakan panitia khusus Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Jawa Tengah.

Menurut Ganjar, dewan harus mendapat informasi yang utuh dan data yang sebenarnya terkait rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta itu.

"Saya menyampaikan beberapa poin. Pertama, tolong dicek kondisi geologisnya karena kan alasan (penolakan) gempa. Kedua kalau alasan lahan subur tolong dicek lahan subur dimana," pinta Ganjar.

Jalan tol Bawen-Yogyakarta dirancang sepanjang 75 km, akan melintasi wilayah Ambarawa, Pringsurat, Mungkid, Magelang dan Sleman.

Kondisi jalan tol Bawen-Salatiga saat pembangunan 2016 lalu. Jalan tol yang menghubungkan Semarang menuju Yogyakarta saat ini baru sampai Bawen.
Kondisi jalan tol Bawen-Salatiga saat pembangunan 2016 lalu. Jalan tol yang menghubungkan Semarang menuju Yogyakarta saat ini baru sampai Bawen. (Kompas.com)

Baca: Tol Bawen Yogyakarta yang Masuk Wilayah DIY: 10,7 Km dan Melayang

Baca: Berikut Daftar 44 Desa di Kabupaten Magelang Terdampak Pembangunan Tol Bawen Yogyakarta

Transportasi massal

Sebelumnya, ketua Pansus Raperda RTRW DPRD Jawa Tengah Abdul Azis menolak rencana pembangunan itu.

Dewan meminta pemerintah untuk agar fokus mengoptimalkan pembangunan berbasis transportasi massal di jalur itu, ketimbang membangun jalan tol.

“Menghapus pembangunan jalan tol Bawen-Yogya akan menyelamatkan lahan basah atau lahan pertanian seluas 350 hektar,” kata Azis, Selasa (106/10/2018).

Dijelaskan Azis, ada beberapa keuntungan jika jalan tol yang masuk sebagai proyek strategis nasional itu dibatalkan.

Selain dapat menghemat anggaran, lokasi proyek yang dilintasi dinilai rawan terhadap bencana, serta menyelamatkan 350 hektare lahan.

Selain itu, pembatalan jalan tol juga akan menyelamatkan material tanah dari jalur yang akan dibangun.

Sejauh ini, Pemprov masih berkutat pada penyusunan trase yang ditargetkan selesai tahun 2018, sehingga setelah selesai nantinya dapat dilakukan proses pembebasan lahan
berikut kontruksi pekerjaannya.

Proyek Tol Jogja-Solo-Semarang

ILUSTRASI : Pekerja menyelesaikan proses pengantian expantion joint atau sambungan antar jembatan di Jembatan Layang Janti, Yogyakarta, Selasa (31/07/2012).
ILUSTRASI : Pekerja menyelesaikan proses pengantian expantion joint atau sambungan antar jembatan di Jembatan Layang Janti, Yogyakarta, Selasa (31/07/2012). (TRIBUNjogja.com | Bramasto Adhy)

Berlahan tapi pasti proyek pembangunan jalan tol yang menghubungan segitiga kota Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) berlanjut. Proyek itu meliputi Tol Jogja-Solo dan Tol Semarang Jogja.

Kabar sebelumnya, Tol Semarang-Jogja menurut, Direktur Jalan dan Jembatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Indra Gautama, akan melibatkan sejumlah sejumlah wilayah.

Empat Kabupaten di Jawa Tengah dan DIY, tiga Kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung dan satu Kabupaten di DIY, yakni Kabupaten Sleman.

Untuk Magelang, rencana kegiatan pembangunan jalan tol sepanjang 77 kilometer tersebut meliputi sebanyak delapan kecamatan dan 44 Desa di Kabupaten Magelang.

Kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Ngluwar, Kecamatan Muntilan, Kecamatan Mungkid, Kecamatan Borobudur, Kecamatan Candimulyo, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag.

Kabar terbaru soal pembangunan proyek Tol Jogja-Semarang diungkapkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela menghadiri acara Syawalan di Pendapa Parasamya, Bantul, Senin (25/6/2018)

Sultan membeberkan ada proyek pemerintah pusat proyek Tol Solo-Jogja, ada juga rencana Tol Semarang-Jogja.

JALAN PAJAJARAN - Petugas membersihkan papan nama jalan baru bertuliskan 'Jalan Pajajaran' di Yogyakarta, Selasa (3/10/2017). Jalan Pajajaran menjadi satu diantara nama baru jalan arteri (ring road)
JALAN PAJAJARAN - Petugas membersihkan papan nama jalan baru bertuliskan 'Jalan Pajajaran' di Yogyakarta, Selasa (3/10/2017). Jalan Pajajaran menjadi satu diantara nama baru jalan arteri (ring road) (TRIBUNjogja.com | Bramasto Adhy)

Baca: Trase Jalan Tol Bawen-Yogyakarta Dibangun Sepanjang 75 Km Lewat Ambarawa Magelang dan Sleman

Menurut Sultan, rencananya akan dibangun mulai dari daerah Bawen lalu tembus ke Secang di daerah Magelang sampai Jogja melewati sisi utara daerah sekitar Demak Ijo melewati ringroad utara sisi barat dan melewati Selokan Mataram daerah Sleman.

Hanya saja, menurut Sultan, jalur yang masuk Yogyakarta diwujudkan dengan pembangunan outer ringroad yang melintasi beberapa wilayah terluar DIY.

Seperti daerah Tempel-Prambanan lalu ke selatan sampai ke barat di Sentolo arah utara tembus Muntilan yang dibangun empat jalur.

Sultan tak menyebut secara detail titik-titik mana saja yang akan dilewati jalur outer ringroad tersebut.

“Sekarang sedang proses pembebasan lahan, tidak saya sebut mana saja, nanti harga tanah malah dinaikkan,” kata Sultan diikuti gelak tawa para tamu Syawalan yang hadir.

Outer ringroad ini digadang jauh lebih bermanfaat dibandingkan Jalan Tol di wilayah DIY.

“Dengan outer ringroad ini kami tidak perlu jalan tol lagi. Kami sebenarnya keberatan dengan proyek Jalan Tol (di DIY) karena perekonomian rakyat seperti pasar akan mati oleh Jalan Tol,” kata Sultan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved