Bantul
Dusun Mangir Bantul Gelar Festival Gudeg Manggar untuk Angkat Potensi Kuliner
Festival Gudeg Manggar sengaja digelar untuk mempopulerkan kembali olahan kuliner Manggar sebagai ikon kuliner khas Bantul
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dusun Mangir, Desa Sendangsari, Kecamatan Panjangan, Bantul, menggelar Festival Gudeg Manggar di dalem Saryantan, Legokan Ngancar, Bantul, Sabtu (6/10/2018).
Ketua Panitia, Lha Lha Setiawan, mengatakan Festival Gudeg Manggar sengaja digelar untuk mempopulerkan kembali olahan kuliner Manggar sebagai ikon kuliner khas Bantul yang berasal dari dusun Mangir.
"Selama ini dusun Mangir dikenal dengan masakan khasnya, berupa olahan wader. Melalui festival gudeg Manggar ini kita ingin kenalkan bahwa Manggar merupakan makanan khas yang sudah lama ada di Mangir. Kita ingin jadikan Manggar ini sebagai ikon dari Kabupaten Bantul," tuturnya saat ditemui di lokasi, Sabtu (6/10/2018).
Manggar sendiri merupakan putik dari bunga kelapa yang masih muda.
Sama halnya dengan gudeg pada umumnya, gudeg Manggar bercita rasa manis dengan tekstur yang sedikit keras (kres) ketika digigit.
Ketika disajikan, gudeg Manggar umunya dihidangkan bersama dengan ayam kampung, sayur sawi, krecek hingga telor sebagai pelengkap.
Dijelaskan Lha Lha, festival gudeg Manggar ini diikuti oleh 12 kelompok ibu-ibu yang berasal dari masing-masing rukun tetangga (RT) yang ada di padukuhan Mangir Lor, Mangir Tengah dan Mangir Kidul.
Mereka datang dan menampilkan olahan kreasi terbaik dari gudeg Manggar.
"Masaknya di rumah masing-masing. Datang kesini sudah siap dalam bentuk kreasi gudeg Manggar," jelasnya.
Ditemui di stand yang telah disiapkan panitia, kedua belas kelompok ibu-ibu ini terlihat menampilkan gudeg Manggar terbaik miliknya. Ada tiga dewan juri yang menilai.
Salah satu dewan Juri, Taswanti mengatakan, ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian dalam festival Gudeg Manggar di padukuhan mangir ini.
Di antaranya dinilai dari cita rasa, warna, tekstur dan penyajian (plating).
"Kalau untuk rasa, para ibu-ibu di padukuhan Mangir ini sudah sangat familiar dengan gudeg Manggar. Sehingga rasanya udah sangat enak semua," kelakarnya.
Ditambahkan Ketua paguyuban soko mangir Baru, Basri (66), gudeg Manggar merupakan makanan khas yang sudah ada di padukuhan Mangir sejak abad ke-16.
Dimasak pertama kali oleh Retno Pembayun yang tidak lain merupakan istri dari Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Menurut dia, Ki Ageng Mangir merupakan putra dari Prabu Brawijaya V, yang juga merupakan Raja dari Majapahit.
"Dari sejarah itu, kita ingin gudeg Manggar ini bisa diangkat menjadi ikon Bantul setelah (makanan) geplak," ungkap dia. (*)
