Yogyakarta
Penambangan Pasir di Kulonprogo Telah Mengakibatkan Air Tanah Turun 7 Meter
Akibat penambangan di Dusun Jati, Banaran, Galur, Kulonprogo saat ini air tanah sudah turun sampai dengan 7 meter.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Akibat adanya penambangan yang dilakukan oleh KUBE SIDO MAJU di Dusun Jati, Banaran, Galur, Kulonprogo saat ini air tanah sudah turun sampai dengan 7 meter.
Indro Purnomo, tokoh masyarakat dari Dusun Jati mengungkapkan jika dengan adanya penambangan pasir dengan menggunakan alat berat yang dilakukan oleh KUBE SIDO MAJU selama kurang lebih 2 tahun belakangan telah membuat sumur-sumur warga mengalami pendangkalan.
Baca: Kelompok Penambang Progo Diizinkan Pakai Mesin Pompa Mekanik
Indro menyebutkan jika pasir yang ada di Kali Progo berfungsi sebagai penampung air tanah, jika pasir tersebut secara terus-menerus digali maka sumber air akan kering dan pohon di sekitar air Progo akan juga akan kering.
"Kami minta agar pemangku jabatan untuk meninjau izin yang telah dikeluarkan. Kita lihat di lapangan sudah banyak terjadi kekeringan. Pohon tepi Kali Progo mengering, air tanah sudah turun. Kalau sudah merdeka 73 tahun tapi kenapa kita masih merasa dijajah," katanya pada Tribunjogja.com.
Indro menyebutkan, sebelumnya warga telah mencoba menemui Dinas ESDM dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) namun tetap tidak mendapatkan jawaban.
"Saya bersama rakyat disini menyampaikan keluhan kepada DPRD. Wilayah kami telah dirugikan dengan datangnya PT dari luar yang mengambil pasir di Kali Progo dengan menggunakan alat berat, bego. Kami minta ijin untuk ditinjau ulang izin yang telah diberikan, itu akan merusak lingkungan," ungkapnya.
Baca: Merasa PP No 23 Tahun 2010 Tidak Diterapkan, Kelompok Penambang Progo Protes ke BBWSSO
Sementara itu, Chang Wendrianto, dari Komisi C DPRD DIY mengatakan akan mempertimbangkan pencabutan ijin penambangan yang sebelumnya diberikan kepada KUBE SIDO MAJU dengan nomor surat 545/1815/KP2TSP/2017.
"Akan kami pertimbangkan terkait pertambangan. Kami juga tidak sepakat tambang dengan alat berat, baik bego maupun yang disedot. Kami harapkan jangan sampai terjadi lagi. Kalau nanti terjadi lagi maka bisa difoto sampaikan kepada kami, kami akan menindak. Biarlah sungai alami dan apa adanya. Masyarakat bisa menjadikannya sebagai mata pencaharian penghidupan," terangnya. (*)
Ulang Tahun ke-5, Ren Florist Konsisten Kolaborasi dengan UMKM Lewat Pop Up Market Folkatory |
![]() |
---|
Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Diizinkan Masuk Tamansari Yogyakarta |
![]() |
---|
Diduga Selang Gas Bocor, Dapur Rumah di Yogyakarta Terbakar |
![]() |
---|
Penjelasan BMKG Soal Cuaca DI Yogyakarta yang Terasa Lebih Panas Belakangan Ini |
![]() |
---|
Penyempunaan Desain Tol Yogyakarta-Bawen Ruas Banyurejo Ditarget Oktober 2021 |
![]() |
---|