Kulonprogo
Pemkab Kulonprogo Manfaatkan Sampah Plastik Kresek untuk Campuran Aspal
Pemanfaatan limbah plastik kresek itu diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
Saat ini baru terkumpul sekitar 1,2 ton dan ditargetkan bisa mencapai 3 ton pada akhir September ini.
Proses pengumpulan sampah itu melibatkan kalangan pelajar di mana tiap setoran sampah dihargai dengan nominal tertentu.
Pihaknya menggandeng perbankan untuk menyimpan dana hasil penjualan sampah dan diharapkan bisa menutupi kebutuhan siswa.
"Kegiatan itu diharapkan bisa menumbuhkan kepedulian anak terhadap sampah dan tidak membuangnya sembarangan. Sampah yang terkumpul kemudian dicacah di bank sampah induk ini dengan mesin bantuan Kementerian PUPR," jelasnya.
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan Pemkab mendukung program Indonesia Bebas Sampah 2025.
Pelibatan masyarakat secara aktif terus dilakukan dan saat ini ada 94 unit bank sampah di 12 kecamatan meski baru 37 unit di antaranya yang aktif.
Baca: Menikmati Keindahan Panorama Kulonprogo dari Atas di Waduk Mini Kleco
Pemkab pada 2011 juga meniadakan kontainer sampah di titik-titik perkotaan untuk mencegah penumpukan dan ceceran sampah yang berpotensi bikin kumuh dan polusi bau.
Dia menegaskan bahwa pengelolaan sampah wajib mengimplementasikan akses manfaat dan dikelola menjadi barang bernilai melalui pengelolaan berprinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Pun jaringan pengelolaan sampah mandiri (JPSM) berperan aktif mengatasi permasalahan sampah.
"Cara pandang kita harus diubah. Bukan lagi menganggap sampah sebagai residu tanpa nilai tapi bagaimana mengambil manfaatnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya berharap pengelolaan sampah plastik ini tidak terbatas pada pemenuhan bahan untuk aspal saja tapi bisa berkesinambungan," kata Sutedjo.(*)