Bantul

Puluhan Atlet Dayung Bertanding di Laguna Depok

Festival yang memperebutkan thropy Bupati Bantul ini memperlombakan dua kategori yakni kategori lokal dan daerah.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Atlet dayung bersiap-siap untuk bertanding di Laguna pantai Depok, Minggu (02/9/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Puluhan atlet dayung yang datang dari kabupaten/kota se-DIY bertanding di Laguna pantai Depok, Minggu (02/9/2018).

Festival ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Bantul sebagai upaya mencari bibit unggul dayung dan sekaligus mengembangkan potensi wisata yang ada di kawasan pantai selatan.

Baca: Bupati Bantul Buka Festival Dayung Bupati Cup 2018 di Laguna Depok

"Ada sekitar 70-an atlet yang bertanding. Baik atlet dayung lokal Bantul, maupun DIY. Kalau Bantul saja ada 41 (atlet), sisanya dari DIY. Semua kita uji coba kan disini dalam rangka pembinaan para atlet," kata Kepala dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, ditemui Tribunjogja.com di lokasi.

Festival yang memperebutkan thropy Bupati Bantul ini memperlombakan dua kategori yakni kategori lokal dan daerah.

Masing-masing kategori ada delapan nomor yang dipertandingkan.

Baik nomor perseorangan maupun beregu.

Untuk kategori lokal hanya akan mempertandingan atlet dayung lingkup se-kabupaten Bantul.

Sedangkan kategori daerah, akan diikuti oleh atlet dayung antar kabupaten/kota se-DIY.

"Tujuannya, untuk mengembangkan potensi wisata, Budaya dan pembinaan atlet olahraga dayung," tuturnya.

Dijelaskan Kwintarto, festival dayung Bupati cup 2018 ini merupakan sarana bagi Pemkab Bantul untuk memberikan apresiasi kepada para atlet dayung.

Sekaligus mempromosikan Laguna Depok sebagai destinasi pariwisata unggulan yang ada di Kabupaten Projo Tamansari ini.

Pantauan Tribunjogja.com, Laguna Depok ramai oleh kunjungan wisatawan.

Selain lomba dayung, ada juga stand-stand bazar yang menjual aneka makanan.

Pengunjung bisa melihat jalannya pertandingan sambil menikmati kuliner dari stand yang sudah disiapkan oleh panitia.

Puluhan atlet terlihat bersiap-siap dan antusias mengikuti jalannya pertandingan.

Satu diantaranya, Rahma Sulistya Wardayanti.

Murid kelas IX SMP 1 Kretek itu turun di kelas kayak 1 putri.

Persiapan untuk mengikuti pertandingan ini ia sudah berlatih cukup keras selama 5 bulan terakhir.

Meski demikian, ia mengaku masih mengalami sedikit kesulitan.

"Kesulitannya kalau harus melawan arus. Berat. Kalau hembusan angin masih bisa dilawan. Tapi kalau arus berat," tuturnya di sela-sela persiapan bertanding.

Baca: Gebyar Batik Bantul Jadi Ajang Pengrajin Batik Berinovasi

Uji coba wisata malam

Sesuai rundown acara, festival dayung ini bakal digelar seharian penuh, dari pagi sampai malam.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto menjelaskan, digelarnya perlombaan dayung sampai malam merupakan komitmen dari pemerintah dalam upaya membangun pariwisata di Bantul.

"Kenapa dibuat seharian dan selesai malam. Karena kita ingin uji coba menghidupkan wisata malam," ungkap Kwintarto.

Menurutnya, acara memang sengaja dibuat seharian penuh. Dengan rincian pagi sampai sore pelombaan, kemudian hiburan dan penutupan dilakukan sampai malam pukul 21.00 WIB.

"Kita ingin lihat nanti responnya masyarakat seperti apa. Kita betul-betul di bulan September ini dalam menyongsong hari pariwisata kita ingin coba implementasi wisata malam. Kita punya komitmen yang kuat membangun pariwisata," ungkap dia. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved