Kulonprogo

Kemenkominfo Apresiasi Marketplace Kulonprogo belabeliku.com

Kementrian Komunikasi dan Informatika Apresiasi Marketplace Kulonprogo belabeliku.com

Tribun Jogja/ Singgih Wahyu
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Kulonprogo dalam pelatihan marketplace belabeliku.com, Kamis (30/8/2018) di hall Kings Hotel Wates. 

TRIBUNJOGJA.COM - Keberadaan belabeliku.com diapresiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Marketplace (pasar daring) itu dinilai bisa mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kulonprogo lebih melek digital sekaligus mengembangkan usahanya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dalam pembinaan UMKM dengan membuat marketplace tersebut.

Ini sejalan dengan program transformasi bisnis oleh kementerian agar daerah bisa memiliki marketplace sendiri untuk mempromosikan barang dan jasa di wilayahnya.

Terutama dalam mendorong tumbuh kembang sektor UMKM secara digital sehingga tidak tertinggal oleh perubahan teknologi dan informatika saat ini.

"Ini unik karena dilakukan bersama oleh pemerintah, sektor bisnis, dan UMKM. Saya apresiasi yang dilakukan Kulonprogo dan bisa jadi percontohan yang bagus. Dari Kulonprogo, semua produknya bisa terpasarkan secara menyeluruh ke Indonesia,"kata Semuel di sela pelatihan marketplace belabeliku.com bagi UMKM Kulonprogo, Kamis (30/8/2018) di hall Kings Hotel Wates.

Baca: Bantu Jaga Stok Darah PMI, Hypermart Lippo Plaza Jogja Gelar Donor Darah

Untuk diketahui, belabeliku.com merupakan marketplace yag digagas Pemkab Kulonprogo untuk menampung pemasaran dan penjualan produk UMKM di wilayahnya.

Situs e-commerce itu dijalankan oleh Sumber Aneka Usaha yang merupakan kerja sama operasional (KSO) antara Perusahaan Daerah Aneka Usaha dengan PT Sumber Utama Fiber Indonesia (SUFI).

Keuntungan dari transaksi online menurutnya adalah semua transaksinya tercatat sehingga didapatkan data yang bisa diolah untuk mengetahui keinginan pasar.

Data tersebut menjadi masukan bagi para produsen dalam perbaikan dan peningkatan kualitas maupun ragam produknya.

Hal ini dipandangnya sangat cocok dengan upaya pengembangan UMKM dan sejalan dengan visi pemerintah yang menargetkan nilai transaksi online pada 2020 bisa tembus Rp1.800 triliun atau USD 130 miliar secara nasional. Saat ini, nilainya baru di kisaran Rp60 triliun dan diharapkan terus bertambah. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved