Bantul
Juli - Agustus, Kebakaran Lahan di Bantul 56 Kasus, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
Kasus kebakaran lahan paling banyak terjadi secara berurutan ada di Kecamatan Pundong, sebanyak tujuh kejadian.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
lihat foto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Memasuki musim kemarau tahun 2018, kebakaran lahan di Bantul terbilang cukup tinggi.
Data dari bulan awal Juli - 24 Agustus 2018 saja, tercatat sudah ada 56 kasus kebakaran yang terjadi.
Baca: Selama Musim Kemarau, Kasus Kebakaran Lahan dan Hutan di Bantul Meningkat Tajam
"Per awal bulan Juli sampai 24 Agustus 2018, kebakaran lahan tercatat ada 56 kejadian. Tersebar di 11 kecamatan di Bantul," terang Satgas Pusdalops BPBD Bantul, Nur Eta Efendi, ketika ditemui Tribunjogja.com di kantornya, Sabtu (25/8/2018).
Dijelaskan Eta, kasus kebakaran lahan paling banyak terjadi secara berurutan ada di Kecamatan Pundong, sebanyak tujuh kejadian.
Kemudian Kecamatan Banguntapan ada lima kejadian dan Kecamatan Jetis empat kejadian.
Kecamatan yang lain hampir merata berkisar satu sampai tiga kejadian.
Dari total 56 kejadian kebakaran lahan di Bantul, BPBD Bantul mengkalkulasi estimasi kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
"Dari 56 kejadian kebakaran lahan, etimasi kerusakan sebanyak Rp 445.900.000," terangnya.
Lanjutnya, Eta menceritakan, ada beberapa kejadian kebakaran lahan di Bantul yang cukup merepotkan pihak BPBD.
Di antaranya kasus kebakaran yang titik apinya berada di tengah-tengah lahan.
Sehingga armada pemadam kebakaran yang tidak bisa menjangkau sampai ke titik api.
Karena posisi lahan yang terbakar berada di lereng-lereng bukit.
"Terpaksa kita harus memakai teknik pemadaman secara manual. Menggunakan daun basah atau istilahnya digepyok. Ini cukup merepotkan," ujarnya.
"Selain harus memadamkan api, kita juga harus memperhatikan keselamatan petugas," timpal dia.
