Aktivitas Merapi
Volume Kubah Lava Baru Gunung Merapi Mencapai 26.000 Meter Kubik
Gunung Merapi yang memiliki tinggi sekitar 2930 meter di atas permukaan laut ini memiliki beberapa karakter.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berdasarkan sejarah data aktivitas erupsi Gunung Merapi hingga saat ini, Gunung Merapi diistilahkan berkepribadian ganda oleh Subandrio, ahli Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta.
Pernyataan ini muncul saat Penyelidik Bumi Madya ini menjawab pertanyaan dari seorang peserta Temu Netizen bertajuk Mahaguru Merapi yang digelar di kantor BPPTKG Yogyakarta, Jumat (24/8/2018).
Baca: Pertumbuhan Kubah Lava Baru Merapi Masih Kecil, BPPTKG Minta Masyarakat Tak Khawatir
Subandrio menjelaskan, seperti manusia yang berkepribadian ganda, Gunung Merapi juga memiliki karakter berbeda saat erupsi.
Karakter Gunung Merapi tidak bisa disimpulkan dari beberapa data saja.
Berdasarkan sejarah erupsi, Gunung yang memiliki tinggi sekitar 2930 meter di atas permukaan laut ini memiliki beberapa karakter.
Satu di antaranya, munculnya kubah lava baru saat ini, tidak terjadi di letusan Gunung Merapi tahun 2010 silam.
"Ini sudah memasuki siklus baru. Jadi aktivitas erupsi tidak bisa ditarik kesimpulan hanya dengan satu data. Merapi seperti manusia berkepribadian ganda, tidak sama karakter erupsi nya," kata Subandrio.
Lanjut Subandrio, saat ini laju pertumbuhan volume kubah lava baru masih lambat.
Hal ini dikarenakan migrasi magma ke permukaan ini relatif menurun lantaran tekanan gas jenuh ketika sampai permukaan menurun.
Kondisi gas jenuh yang terlepas akhirnya hanya menghasilkan erupsi erupsi minor.
"Dari pengukuran deformasi nol, ini berarti tekanan rendah. Kemungkinan terjadinya erupsi besar dalam waktu dekat tidak ada," kata Subandrio.
Berkaitan dengan aktivitas tektonik dari gempa bumi, Subandrio menjelaskan, pada dasarnya aktivitas Gunung Merapi bersifat internal sehingga tak terpengaruh oleh aktivitas kegempaan di luar tubuh Gunung Merapi.
Hanya saja, bila gempa tektonik terjadi begitu besar, bisa saja berpengaruh pada terjadinya pergolakan di perut Merapi.
Baca: Temu Netizen Mahaguru Merapi di BPPTKG Yogyakarta
"Gempa bumi secara langsung ngga ngaruh. Kalau gempanya besar mungkin baru bisa berpengaruh. Kemungkinan bila terjadi aliran eruspsi masih ke arah tenggara ke arah Gendol," kata Subandrio.
Sementara itu, data terkini yang dirilis BPPTKG Yogyakarta menyebutkan, pada periode 18 hingga 24 Agustus 2018, volume kubah lava baru Gunung Merapi sudah mencapai 26.000 m3 dengan pertumbuhan volume perhari mencapai 2.600 m3. (*)