Yogyakarta
Sultan Membaur dan Dhahar Tumpeng Bersama Masyarakat
Menariknya, tumpeng-tumpeng tersebut, seluruhnya berasal dari swadaya masyarakat, mulai perorangan maupun paguyuban.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
Sehingga, jangan sampai ada yang mengingkarinya.
"Saya berharap pada kawula Ngayogyakarta, jangan menghianati Pancasila dan rasa kebangsaan kita. Sampai kapanpun, Yogyakarta adalah bagian dari Indonesia," tegasnya.
"Mari, kita bangun masa depan dengan kebersamaan, karena itulah kekuatan Yogyakarta. Karakter kebersamaan itu yang harus kita langgengkan dalam kehidupan bermasyarakat," tambah Ngarsa Dalem.
Sementara itu, Koordinator Kegiatan Dahar Kembul, Widihasto Wasana Putra, menjelaskan, tumpeng sendiri sebagai menu utama mencerminkan filosofi luhur budaya Jawa, yakni 'Sangkan Paran ing Dumadi', serta 'Manunggaling Kawula lan Gusti'.
"Sedangkan berbaurnya para pemimpin dengan masyarakat, adalah bentuk nyata golong gilig," jelasnya. (TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan)