Kota Jogja
Tidak Semua Kursi Kosong di SMP Negeri di Kota Yogya Terisi Siswa
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana menjelaskan bahwa sisa dua kursi kosong tidak akan diisi pada diskresi tahap kedua.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tujuh dari sembilan kursi telah terisi seusai pengisian kursi kosong di SMP Negeri Kota Yogyakarta yang merupakan diskresi atau kebijakan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Hal tersebut diumumkan di papan pengumuman yang ada di Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Selasa (24/7/2018).
Berdasarkan data tersebut, kuota kursi yang telah terpenuhi oleh siswa baru adalah SMPN 3 Yogyakarta yang berisi 3 kursi, SMPN 5 Yogyakarta yang berisi 2 kursi, SMPN 7 Yogyakarta yang berisi 1 kursi, dan SMPN 11 Yogyakarta yang berisi 1 kursi.
Salah satu siswa yang menunjukkan wajah gembiranya adalah Muhammad Faza Alkautsar yang namanya terpampang di salah satu kolom siswa yang dinyatakan diterima di SMPN 3 Yogyakarta.
Ia yang setelah tersingkir dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi memilih mendaftarkan diri ke sekolah swasta pun, kini bisa mendapatkan keinginannya untuk sekolah di SMP Negeri.
Baca: Perjuangan Sofwan Cari Sekolah Negeri Buat Adiknya Akhirnya Berbuah Manis
"Yang penting bisa sekolah di SMP Negeri. Usaha saya belajar hingga tengah malam agar bisa sekolah di SMP Negeri terbayar sudah," ujar warga RW 02 Kelurahan Gedongkiwo tersebut.
Ia menjelaskan bahwa tidak mendaftar melalui jalur prestasi karena yang ada dalam pikirannya kalau melalui jalur prestasi adalah siswa yang harus memiliki prestasi dan menjuarai olimpiade dan sebagainya.
"Saat daftar jalur zonasi memilih 9 sekolah. Namun tergeser pada hari itu juga," lanjutnya.
Sang kakak yang menemani Faza yakni Muhammad Sofwan Hafizh Firdaus mengaku lega dengan diterimanya sang adik sekolah di SMP Negeri.
Ia yang selama ini mendampingi adiknay tersebut menjelaskan bahwa apa yang diterima adiknya ini sudah sejalan dengan perjuangannya.
"Adik saya bukan anak bodoh. Dia belajar hingga larut malam untuk bisa diterima di SMP Negeri. Kalau dia malas-malasan, saya tidak akan ikut ke sini untuk membantu perjuangannya," ungkapnya.
Baca: Demi Bayar Sekolah Anak, Seorang Ibu di Magelang Ini Nekat Mencuri Pisang
Ia pun memberikan masukan kepada pihak Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta agar pada tahun mendatang, saat pelaksanaan PPDB bisa lebih memperhitungkan nilai USBN sehingga apa yang diperjuangkan siswa agar mendapat nilai yang bagus, bisa jadi penilaian untuk masuk SMP Negeri.
"Kemudian kuota untuk jalur zonasi bisa diperbanyak lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana menjelaskan bahwa sisa dua kursi kosong tidak akan diisi pada diskresi tahap kedua.
Ia menegaskan, disresi hanya dilaksanakan satu hari yakni pada Senin lalu.
Baca: Warga Korban Blank Spot PPDB Zonasi di Kota Yogya Pertanyakan Kursi Kosong Sekolah
Ia juga melakukan evaluasi untuk pelaksanaan PPDB tahun mendatang yakni dengan mewajibkan seluruh siswa memilih seluruh SMP Negeri yang ada di Kota Yogyakarta, baik yang masuk melalui jalur prestasi maupun zonasi.
"Kemarin masih banyak, khususnya yang jalur prestasi, memilih pilihan 1-2 sekolah saja. Nantinya dengan mewajibkan seluruh sekolah harus dipilih, akan banyak siswa yang terjaring," tandasnya.
Selain itu, edy juga menjelaskan akan menambah rombongan belajar atau rombel sehingga kuota PPDB tahun depan akan mengalami peningkatan dari tahun ini.
"Kami juga ada rencana untuk re-grouping sekolah dan penambahan sisi selatan. Rencana ini sudah diketahui Wali Kota. Tapi ii bukan hanya tugas Disdik namun juga OPD lainnya mulai dari DPUPKP, DPPKAD, Bappeda, Dinas Pertanahan, dan BKPP," tandasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)