Bantul
Driver Taksi Online Ini Dipukul Penumpang Karena Tak Mau Mengantar ke Rumah
Ironisnya, pemicu pemukulan diduga hanya karena driver tidak mau mengantar ke rumahnya karena sudah melampaui titik antar.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang pria yang berprofesi sebagau driver online bernama Junianto Efendi, warga Jl Gejayan, Santren, Depok, Sleman, Selasa (17/7/2018) sore mendatangi Polres Bantul.
Ia melaporkan tindak pemukulan terhadap dirinya oleh penumpang yang baru saja ia antar.
Ironisnya, pemicu pemukulan diduga hanya karena driver tidak mau mengantar ke rumahnya karena sudah melampaui titik antar.
“Penumpang ini sepertinya tidak terima, dia minta diantar ke rumahnya, tapi saya cuma mengantar sesuai titik antar dalam aplikasi,” kata Junianto.
Baca: Pom AU akan Transparan Tangani Kasus Pemukulan di Bandara Adisutjipto
Diceritakan Junianto, peristiwa pemukulan terhadap dirinya dimulai ketika ia menerima order taksi online (mobil) pada Selasa dini hari sekitar pukul 04.00.
Titik penjemputan adalah sekitar daerah Seturan, Sleman.
Sementara titik antar atau destinasi adalah daerah Gedongkuning.
Setelah bertemu dengan pemesan, Junianto sempat menanyakan kondisi rekan pemesan (pelaku pemukulan) yang diduga mabuk berat.
“Saya minta pertanggung jawaban kalau dia jackpot (muntah) (di mobil) karena terlihat mabuk berat. Pemesan ini siap bertanggung jawab,” kata Junianto.
Akhirnya, Junianto membawa dua penumpang dalam mobilnya.
Terdiri dari pemesan, dan rekannya (pelaku pemukulan).
Sesampainya di daerah Gedongkuning mendekati titik antar, rekan pemesan meminta diantar ke rumahnya yang ternyata keluar dari zona titik antar.
Jadilah sedikit perselisihan.
Baca: Antar Penumpang Tengah Malam, Driver Taksi Online Ini Malah Dirampok dan Dibuang di Tengah Hutan
Junianto sempat menjelaskan, jika pemesan ingin meneruskan perjalanan, ia meminta untuk order kembali di aplikasi.
Si pemesan, akhirnya bisa menerima penjelasan Junianto bahwa ia hanya bisa mengantar sesuai titik antar.
Tapi tidak demikian untuk rekan pemesan yang mabuk berat.
“Rekan pemesan ini terus berkata kasar. Setelah saya berhenti di titik antar, ia keluar mobil lalu membanting pintu. Dia lalu keluar, terus berkata kasar, lalu menarik jaket saya. Saya reflek keluar lalu mendorongnya. Saya lalu dipukul kemudian saya reflek dan memukul balik,” kata Junianto.
Perkelahian berhenti, setelah pemesan melerai driver dan rekannya.
Sementara pelaku pemukulan diantar pulang ke rumahnya oleh rekannya yang lain menggunakan sepeda motor, Junianto kemudian meminta bantuan rekan sesama driver online lalu dibawa ke rumah sakit terdekat.
Baca: Sopir Angkot Ini Tantang Taksi Online Bersaing Sehat, Modifikasi Angkot Ber-AC
Rekan Junianto, Prihartanto ‘Sinyo’ yang juga merupakan Korlap kelompok driver online Emergency Squad Jogja berharap agar kasus ini bisa diusut tuntas.
“Kami ingin kasus ini diusut tuntas oleh aparat kepolisian. Agar pelaku pemukulan bisa dihukum sesuai undang undang,” katanya.
Upaya pelaporan yang dilakukan Junianto didampingi beberapa driver online ini menurut Sinyo juga sebagai upaya untuk membuat efek jera pelaku kekerasan terhadap driver ojek online.
Menurutnya, pelaku kekerasan sudah selayaknya diproses hukum agar tidak kembali melakukan perbuatan yang sama.
Sementara itu, jajaran Polres Bantul saat ini sedang melakukan penyelidikan atas kasus pemukulan terhadap driver online ini.
“Kami akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan memeriksa saksi-saksi atas kejadian ini,” ujar Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo. (TRIBUNJOGJA.COM)