Gunungkidul
Kekeringan di Gunungkidul Sudah Terjadi Sejak 2 Bulan Belakangan
Selama kekeringan kurang lebih dua bulan ini pipa PDAM sudah tidak dapat mengalirakan air lagi.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kekeringan telah dialami dari dua bulan lalu di Dusun Blekonang, Desa Tepus, Kecamatan Tepus.
Saat kekeringan, masyarakat Blekonang mengandalkan droping air dari BPBD.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang warga dusun Blekonang, Sutini di sela-sela kegiatan memperingati 100 tahun Yayasan Kanisius, Rabu (11/7/2018).
"Memang sudah ada pipa PDAM di dusun Blekonang tetapi sudah tidak mengaliarkan air," terangnya pada Tribunjogja.com.
Baca: Antisipasi Kekeringan, Petani Diminta Tanam Palawija dan Holtikultura
Ia mengatakan dalam dua minggu dapat menghabiskan satu tangki air bersih.
"Jika keluarga besar dan mempunyai hewan ternak seperti sapi atau kambing bisa dalam dua minggu bisa lebih dari satu tangki," jelasnya.
Staff Kecamatan Tepus, Suharyono mengatakan, selama kekeringan kurang lebih dua bulan ini pipa PDAM sudah tidak dapat mengalirakan air lagi.
"Pipa PDAM yang mengambil air dari sumber Bribin sudah tidak mengalirkanair lagi. Saya tidak tahu apakah debit air kurang atau memang ada masalah," terangnya.
Ia mengatakan selama ini masyarakat tidak hanya mengandalkan bantuan droping air dari BPBD saja tetapi masyarakat juga membeli air bersih dari tangki swasta.
"Masyarakat membeli air bersih dari tangki swasta sebesar Rp 110-120 ribu, satu tangkinya berisi 5.000 liter air bersih," terangnya.
Suharyono mengatakan air akan didroping ke rumah ketua RT setempat dan bebas untuk diakses untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Karena tidak semua tempat memiliki bak penampungan air umum jadi akan didroping ke rumah ketua RT agar masyarakat dapat mengkakses air bersih," terangnya.
Sementara itu Direktur Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta, Romo Agustinus Mintara mengatakan pihaknya melakukan dropping air ini karena melihat kondisi Dusun Blekonang yang telah mengalami kekeringan selama dua bulan terakhir.
Baca: 54 Desa di 11 Kecamatan Alami Kekeringan di Gunungkidul
"Air adalah kebutuhan vital untuk masyarakat. Untuk itu kami lakukan droping air di Dusun Blekonang ini, selain itu lokasi ini tempatnya jauh dan semakin sulit masyarakat mencari air, tidak hanya di sini (Blekonang) kami juga akan droping air di Girisubo. Kita mencoba menjangkau yang sulit untuk dijangkau," paparnya.
Ia mengatakan jumlah tangki air yang akan didistribusikan sebanyak 100 tangki pada tahap pertama.
"100 tangki ini dibagi menjadi dua yaitu 50 tangki untuk Kecamatan Tepus lalu 50 tangki lainnya untuk Kecamatan Girisubo," jelasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, droping dari pihak swasta memang dibutuhkan akan tetapi butuh koordinasi antara pihak swasta dengan BPBD.
"Takutnya jika tidak ada koordinasi sebelumnya droping air akan tumpang tindih. Nanti satu tempat sudah di droping akan dapat droping lagi padahal masih banyak tempat yang membutuhkan air bersih," jelasnya
Ia mengatakan saat ini kekeringan sudah dirasakan di 11 kecamatan, 54 desa dengan 116.216 jiwa terdampak kekeringan.
"Tetapi itu tidak semua kering betul, ada yang dalam satu desa hanya beberapa RT yang mengalami kekeringan karena di beberapa tempat sudah teraliri PDAM maupun SPAMdus," jelasnya.(*)