Kota Jogja
Pelaksanaan TMMD Sengkuyung Diharapkan Percepat Proses Pengurangan Kawasan Kumuh di Yogyakarta
Dalam pelaksanaan TMMD Sengkuyung ini menurutnya, yang harus dilakukan adalah bagaimana membangun kesadaran, kebersamaan seluruh masyarakat
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II yang akan dilaksanakan di Terban dan Kotabaru, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwardi berharap, melalui kegiatan tahunan ini TNI, Polri dan masyarakat dapat menjaga lingkungan.
"Kita berharap nanti ini kan bersamaan dengan program Pemerintah Kota Yogyakarta. Bagaimana menjadikan kebersamaan baik TNI, Polri dan seluruhnya elemen masyarakat untuk bisa bersama sama menjaga lingkungannya," ujar Heroe pada Selasa (10/7/2018).
Heroe melanjutkan, Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri memiliki target pada tahun 2019 sudah tidak ada lagi rumah atau kawasan kumuh di Yogyakarta.
Baca: Ciptakan Suasana Kondusif, TMMD Sengkuyung Sasar Kelurahan Terban
Untuk itu, pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap II TA 2018 ini salah satunya untuk mempercepat proses bagaimana mengurangi kawasan kumuh yang ada di Kota Yogyakarta.
"Nah makanya sasarannya di daerah seperti itu, ada di terban di sepanjang Sungai Xode dan Kotabaru," tuturnya ketika ditemui usai upacara pembukaan pelaksanaan TMMD Sengkuyung.
Dengan target tahun 2019 Kota Yogyakarta bebas kawasan kumuh, pihaknya menyampaikan, sejauh ini tersisa sekitar 150 hektar kawasan yang akan diselesaikan.
"Kawasan kumuh itu sebagian besar ada di sepanjang pinggiran sungai. Kemarin TMMD juga sebagian pinggiran sungai di wilayah Giwangan. TMMD kedua ini juga di pinggiran sungai juga," ujar Heroe.
Heroe manambahkan, setiap tahun pihaknya terus melakukan perbaikan, sehingga diharapkan tahun 2019 untuk rumah tidak layak huni sudah tidak ada di Kota Yogyakarta.
Kemudian kawasan lingkungan, MCK dan semuanya sudah tertata rapi, sehingga secara teknis sudah tidak ada kawasan kumuh.
Baca: TMMD di Desa Trimulyo, Sleman Berakhir Hari Ini
Menurutnya, tantangannya saat ini adalah, jika secara teknis sudah tidak kumuh, maka tampilan visualnya juga betul-betul tidak kumuh.
"Kalau secara teknis sudah terpenuhi, visualnya gimana? Ini kan juga memperbaiki visualnya, supaya lebih tertata," jelasnya.
Dalam pelaksanaan TMMD Sengkuyung ini menurutnya, yang harus dilakukan adalah bagaimana membangun kesadaran, kebersamaan seluruh masyarakat dengan melibatkan semua elemen yang ada.
"Inilah yang sebenarnya harus menjadi bagian dari strategi besar TMMD adalah membangkitkan semangat masyarakat untuk bersama-sama punya kesadaran membangun lingkungannya dan memperbaiki lingkungannya," ungkapnya.
Baca: TMMD ke-101: Empat Kegiatan Fisik di Kelurahan Pandeyan Selesai 100 Persen
Untuk itu pihaknya berharap, adanya dorongan dari TNI dengan berbagai macam program TMMD Sengkuyung dapat membangkitkan masyarakat untuk lebih sadar akan kondisi lingkungannya.
Karena menurutnya, bagaimana membangun solidaritas, kekompakan, kebersamaan itu yang menjadi poin penting.
"Karena Pemerintah Kota Yogyakarta sedang membangun supaya kita lebih peduli kepada masyarakat sekitarnya," terang dia.(TRIBUNJOGJA.COM)