Mahasiswa Berprestasi

Oleh Mahasiswa Ini, Limbah Kulit Kacang Diubah Jadi Sumber Energi Alternatif

Oleh Mahasiswa Ini, Limbah Kulit Kacang Diubah Jadi Sumber Energi Alternatif

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Dok Pribadi
Stephanus Satria, mahasiswa FMIPA UGM saat melakukan penelitian limbah kulit kacang yang diubah menjadi bioetanol. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM - Siapa sangka kulit kacang yang selama ini dibuang, ternyata dapat diubah menjadi sumber energi. 

Adalah Stephanus Satria, mahasiswa FMIPA UGM yang berhasil menemukan potensi sumber energi alternatif yang terkandung pada kulit kacang.

Stephanus menceritakan, awal mula ide untuk meneliti kulit kacang ini lantaran di desanya, Desa Banaran, Kecamatan Playen Gunungkidul banyak menghasilkan kacang tanah.

Para petani bisa menghasilkan kacang tanah sebanyak 2,64 ton perhektare.

Namun selama ini, panenan kacang oleh petani hanya dimanfaatkan isinya saja.

Sementara kulitnya tidak dimanfaatkan, bahkan sebagian dibuang atau dibakar begitu saja.

"Padahal kulit kacang tanah memiliki senyawa selulosa yang tinggi. Di sinilah ide muncul untuk meneliti kulit kacang tanah,” tuturnya melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Tribunjogja.com pada Selasa (10/7/2018).

Baca: Guru Dituntut Kreatif dalam Kurikulum 2013

Lebih lanjut ia menjelaskan, kulit kacang memiliki senyawa selulosa lebih tinggi dari pada limbah lain seperti bonggol jagung, jerami, serbuk kayu sengon, dan ampas tebu.

Senyawa selulosa yang terdapat pada kulit kacang mencapai 63,5 persen, sehingga memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan bioetanol sebagai sumber energi alternatif.

"Dalam proses pembuatan bioetanol, kulit kacang digiling sehingga menjadi tepung," kata dia.

Selanjutnya, Lignin yang terdapat pada kacang dibersihkan dengan larutan NaOH agar mempercepat reaksi hidrolisis.

Kulit kacang yang sudah dibersihkan kemudian melewati proses hidrolisis enzimatik sehingga menghasilkan senyawa glukosa.

“Senyawa glukosa inilah yang akan difermentasi dengan mikroorganisme untuk menghasilkan bioetanol,” ucap Stephanus Satria

Dari penelitian ini, Stephanus menemukan bahwa 10 gram kulit kacang kering mampu menghasilkan 4 mL bioetanol.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved