Agenda Jogja Hari Ini
Usung Tema Global Gamelan, Berikut Rangkaian Kemeriahan Yogyakarta Gamelan Festival 2018
Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) adalah festival internasional yang mewadahi pertemuan pemain dan pecinta gamelan di seluruh dunia.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wahyu Setiawan Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM - Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) adalah festival internasional yang mewadahi pertemuan pemain dan pecinta gamelan di seluruh dunia.
Komunitas Gayam 16, PKKH UGM dan Dinas Kebudayaan DIY tahun ini kembali bersinergi dalam penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival yang ke-23.
PKKH UGM akan menjadi venue utama penyelenggaraan 23rd Yogyakarta Gamelan Festival (YGF23) 2018.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini YGF akan diadakan di beberapa venue.
Hal tersebut sebagai gambaran dari perwakilan empat arah mata angin dan tempat umum.
Tahun ini YGF23 mengangkat tema 'Global Gamelan'.
Perkembangan bahwa gamelan telah mendunia haruslah disadari.
Lebih dari 34 negara telah secara aktif memainkan gamelan dengan caranya masing-masing.
"Gamelan telah mendunia dan kita adalah pusatnya," terang Ari Wulu, Program Director YGF23 saat jumpa media, Kamis (5/7/2018).
Alih-alih menjadi panik atas serangkaian fenomena tersebut, YGF merayakan atas pengakuan gamelan sebagai budaya yang diterima oleh berbagai kalangan internasional.
Hal ini memantapkan gerakan budaya yang dilakukan Komunitas Gayam 16 dan beberapa komunitas gamelan lain di Yogyakarta, pada khususnya, dan masyarakat dunia, pada umumnya, untuk mengembangkan budaya gamelan secara internasional.
Festival Gamelan tahunan ini akan diselenggarakan pada tanggal 7, 10, 11 Juli dan 13 sd 15 Juli 2017 di beberapa venue, dengan rangkaian acara diantaranya yakni Gaung Gamelan.
Gaung Gamelan ini bukan semata-mata pagelaran gamelan, namun dengan Gaung Gamelan ini sebagai alat untuk bersatu dan kita semua menjadi satu, bersama-sama berdoa kepada Sang Maha Tunggal memohon keselamatan dari segala wujud angkara murka.
Sejauh apapun menyikapi, mengeksplorasi dan memperlakukan Gamelan. jangan sampai lupa jalan untuk kembali.
Kembali dari mana Gamelan berasal, kembali untuk apa gamelan dicipta para empu dan pujangga, dan kembali untuk apa kita "ngudi kawruh lan ngblmu" tentang gamelan.
Diselenggarakan pada Sabtu, 7 Juli 2018 pukul 15.00 sd 17.30 WIB di empat arah mata angin Yogyakarta dan perempatan Nol KM sebagai pusatnya dipersembahkan oleh HMJ Karawitan ISI Yogya, Kampus FIB UGM (sisi utara) oleh Prasasti, Sidomulyo, Bambanglipuro Bantul (sisi selatan) oleh Omah Gamelan, Bokoharjo, Prambanan Sleman (sisi timur) oleh Sanggar Sekar Ngrayung dan Banyuraden, Gamping Sleman (sisi barat) oleh Kalacakra.
Selain Gaung Gamelan, di hari dan jam yang sama diselenggarakan juga Pupuh Tabuh.
Pupuh Tabuh merupakan adu komposisi gamelan di perempatan Nol KM dengan format balungan antar kelompok dengan pemain-pemain gamelan yang sudah tidak asing lagi diantaranya adalah Welly Hendratmoko, S Sn, Bayu Purnama, M Sn, Aji Santoso, M Sn dan HMJ Karawitan ISI Yogyakarta.
Adapula SARASEHAN 'GUMUNITA GANGSA' untuk merayakan global gamelan melalui percikan "tukar pikiran".
Diselenggarakan pada Selasa 10 Juli 2018 pada pukul 15.00-17.00 WIB berlokasi di Museum Wayang Ukur, Tamansiswa Yogyakarta.
Sarasehan ini akan dipandu oleh pemerhati gamelan Budi Pramono dan menghadirkan Dr Raharja S Sn, MM yang telah menunjukkan kecintaannya terhadap gamelan kemanapun ia menjejakkan kaki di dunia.
Yogyakarta Gamelan Festival juga turut bekerja sama dengan Rekam Bergerak untuk menggelar LOKAKARYA -ARSITEKTONIK : Menyimak parameter musik dalam reproduksi suara gamelan.
Loka karya ini akan berlangsung pada hari Rabu, 11 juli 2018 pukul 15.00 hingga 17.00 WIB berlokasi di Komunitas Gayam16, Mantrigawen Yogyakarta.
Kegiatan ini dipandu oleh pemerhati gamelan Budi Pramono dan menghadirkan Gatot Danar Sulistyanto dari Rekam Bergerak yang akan memaparkan parameter musik dalam reproduksi suara gamelan.
Selain bertukar pikiran peserta juga dapat berinteraksi dengan proses reproduksi suara gamelan.
Ekshibisi YGF 23 dengan tajuk "GANGSA ANANTA VIRYA" (semangat gamelan yang tak terbatas) akan digelar di tanggal yang sama dengan konser YGF23, yaitu pada tanggal 13 hingga 15 Juli 2018 di PKKH UGM.
Mengangkat tema yang sama dengan tema besar YGF 23 tahun ini yaitu "Global Gamelan", dimana dalam pameran kali ini Tim Exhibition mencoba menyuguhkan peran- peran gamelan dalam kehidupan sehari hari.
Gamelan tidak hanya sekedar dimainkan, menjadi pengiring pementasan atau sekedar didengarkan namun Gamelan telah ada dan menyatu dalam berbagai unsur, berbagai elemen yang dalam pameran YGF tahun ini akan ditampilkan secara audio dan visual.
Dan sebagai puncak acaranya Pagelaran Gamelan akan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut di PKKH UGM yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 Juli 2018 pukul 19.00 WIB setiap harinya.
Pada hari pertama, Kamis, 14 Juli 2018 esok akan diisi oleh Gendhing Baskara MBS Pleret (Bantul), Willyday Onamlay dan Rene Lysloff (Yogyakarta - USA), dan Karawitan Kuping Cumpleng (Yogyakarta).
Hari kedua, Jumat 14 Juli 2018 ada penampil dari Komunitas Gamelan Mini (Sleman), SLB Bina Siwi (Bantul), Rasamaya (Solo), Gangsa Kulala (Yogyakarta).
Hari terakhir, Minggu, 15 Juli 2018 akan dimeriahkan oleh Sedya Manunggul (Sleman) dan Kocor Etnis Perkusi, Pamekasan. (*)