Sains
Cokelat Menjadi Mata Uang dalam Peradaban Maya Kuno
Baron akhirnya menemukan sekitar 180 adegan yang berasal dari tahun 691 sebelum masehi tentang biji kakao.
Baron juga menemukan, para pemimpin Maya mengumpulkan lebih banyak biji kakao daripada yang bisa mereka buat menjadi penganan dan minuman.
Selanjutnya mereka menekan penggunaannya sebagai cara membayar atau membeli sesuatu di pasar.
"Yang jelas dari repertoar seni ini terlihat kapas dan coklat sering digunakan sebagai pembayaran untuk pajak," tulis Baron.
"Selanjutnya, pengumpulan biji kakao sebagai penghargaan, daripada coklat cair yang secara khusus disiapkan, memfasilitasi penggunaannya sebagai penyimpan nilai untuk transaksi di masa mendatang," imbuhnya.
Bersama dengan suku Aztec, suku Maya dikreditkan sebagai orang pertama yang membuat cokelat dari biji kakao.
Pada masa itu, cokelat dibuat sebagai minuman berbusa dan kemudian sebagai makanan lezat.
Namun, pada masa-masa itu, rasa cokelat sangat berbeda dengan yang ada sekarang.
Itu karena cokelat dibuat dengan cabe dan air.
Baca: Cokelat Hitam Punya Beberapa Manfaat Tak Terduga Ini Bagi Kesehatan
Tidak seperti kapas, biji kakao memerlukan kondisi yang cukup spesifik untuk tumbuh.
Ini menambah nilai mereka. Baron juga mengatakan, pergeseran dalam iklim atau bencana alam yang mempengaruhi produksi biji kakao mungkin telah berdampak pada ekonomi Maya.
Mungkin kekurangan biji kakao mengganggu kemampuan partai yang berkuasa untuk memungut pajak atau membayar tagihan mereka.
Hal ini "meruntuhkan" lanskap politik periode Klasik Maya.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh ahli antropologi dan ahli Maya David Freidel, dari Washington University di Missouri, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Freidel mengatakan, ketersediaan mata uang lain seperti gandum dan pakaian akan membantu menyeimbangkan sistem.
"Dugaan saya adalah bahwa satu komoditi yang jatuh tidak akan menyebabkan sistem crash," kata Freidel.