Candi Borobudur
Mahasiswa UGM Meneliti Kerentanan Candi Borobudur
Tiga mahasiswa Geofisika UGM meneliti kerentanan Candi Borobudur terhadap gempa.
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Tiga mahasiswa Geofisika UGM meneliti kerentanan Candi Borobudur terhadap gempa.
Mereka adalah Reymon Agra Medika (Geofisika 2014), Zukhruf Delva Jannet (Geofisika 2014), dan Yosua Alfontius (Geofisika 2015).
Penelian mereka disebut sebagai salah satu upaya pelestarian Candi Borobudur yang merupakan situs warisan dunia.
Reymon selaku ketua tim mengatakan Candi Borobudur terletak pada zona rawan gempa tektonik yang diakibatkan oleh subduksi lempeng Samudera Indo-Australia terhadap lempeng Benua Eurasia yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa.
Baca: Cara Mudah Lacak Lokasi Gebetan Hanya Dengan Whatsapp Tanpa Ketahuan
Dari data sejarah, Candi Borobudur telah beberapa kali mendapat dampak buruk dari gempa bumi yang mengakibatkan runtuhnya beberapa bagian candi.
"Terbentuknya struktur geologi yang berada di sekitar Candi Borobudur, seperti Sesar Progo yang merupakan sesar aktif dapat memberikan dampak buruk terhadap bangunan candi apabila terjadi gempa bumi,” katanya.
Reymon menambahkan, penelitian yang mereka lakukan ini dapat mengetahui nilai kerentanan gempa pada setiap lantai bangunan candi dengan menggunakan metode Mikroseismik.
Metode ini mengukur getaran alami yang ada pada setiap lantai bangunan candi dengan alat seismometer.
Dari data getaran dengan metode ini, kemudian dilakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai amplifikasi dan frekuensi natural. Hasil itu kemudian digunakan untuk analisis kerentanan gempa pada bangunan candi. (tribunjogja)
