Pendidikan
Menteri DPDTT Berharap Sarjana Dapat Ciptakan Lapangan Kerja di Desa
Mahasiswa didorong agar dapat memberi kontribusi terhadap pembangunan desa secara menyeluruh.
Penulis: Rizki Halim | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Eko Putro Sandjojo, berharap agar Mahasiswa dapat menciptakan peluang kerja di masyarakat desa.
Dengan diadakanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN), nantinya mahasiswa didorong agar dapat memberi kontribusi terhadap pembangunan desa secara menyeluruh.
Selama ini menurut Eko, latar belakang masyarakat desa masih terbatas dalam pendidikan, sehingga hal tersebut dirasa dapat menghambat pembangunan desa.
Karenanya melalui program KKN diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda dengan latar belakang akademis yang mumpuni untuk berkiprah di desa, daerah, tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
Dengan diterjunkan langsung ke desa mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa, memberi ide, inovasi, dan gagasan dalam pengelolaan potensi desa.
“Banyak kesempatan besar di desa dan harapannya para mahasiswa bisa melihat kesempatan itu dan nantinya dapat menjadi pengusaha besar menciptakan lapangan pekerjaan serta menginspirasi masyarakat desa,” kata Eko, saat melepas mahasiswa KKN UGM, Sabtu (23/6/2018).
Eko menambahkan, setidaknya hingga tahun ini, Indonesia telah menjadi negara dengan jajaran kekuatan ekonomi nomor 15 dunia dengan GDP lebih dari 3 triliun USD.
Bahkan diprediksi pada tahun 2050 mendatang akan menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia apabila dapat terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
“Di tengah tekanan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas 5%. Kalau ini bisa dipertahankan maka yang diprediksikan akan menjadi kenyataan,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Meskipun diakui pemerintah sudah menekan angka kemiskinan di Indonesia, namun Eko menyampaikan bahwa saat ini masih banyak masyarakat di desa yang miskin dan tertinggal.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun jika tidak diikuti dengan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan justru akan menimbulkan gejolak sosial.
“Melalui nawacita ke-3 membangun bangsa dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Selama 3,5 tahun pemerintah telah menyalurkan Rp127,74 triliun dana desa,” tutup Eko. (*)