Idul Fitri 1439 H

Ratusan Warga Berebut Berkah Gunungan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Upacara Grebeg Syawal yang menghadirkan Gunungan digelar di halaman Masjid Gedhe Kauman, Jumat pagi (15/06/2018).

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Warga berebut isi Gunungan di pelataran Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Jumat pagi (15/06/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upacara Grebeg Syawal yang menghadirkan Gunungan digelar di halaman Masjid Gedhe Kauman, Jumat pagi (15/06/2018).

Ada 7 Gunungan yang dibawa dari Keraton Yogyakarta, diarak bersama pasukan prajurit Bregodo.

"5 Gunungan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, dua lagi masing-masing dibawa ke Kepatihan dan Pakualaman," ujar Prasetyo, seorang Abdi Dalem dari Pakualaman.

Ratusan warga pun telah menanti di halaman depan Masjid Gedhe Kauman.

Mereka menanti saat-saat penting di mana bisa mengambil isi Gunungan tersebut.

Baca: Prosesi Grebeg Syawal Mulai Dilakukan Pagi Ini dari Keraton Yogyakarta

Setelah kelima Gunungan tersebut diterima secara resmi oleh takmir Masjid, warga pun lalu diijinkan untuk mengambil isinya.

Serentak, warga langsung menaiki Gunungan, mengambil isi bagian puncak, lalu melemparnya ke para hadirin.

Sementara ratusan warga lain berebut mengambil isi di bagian kaki Gunungan.

Ada yang mengambil isi Gunungan yang telah terjatuh ke tanah.

Salah seorang warga, Lestari menyatakan bahwa ini pertama kalinya mengikuti prosesi Gunungan.

Ia rela berebut dengan warga lain untuk mengambil isi Gunungan tersebut.

"Ini untuk berkah, biar kehidupan ke depan lebih baik," ujar Lestari.

Menurut Penghulu Masjid Gedhe Kauman, KRT Achmad Muchsin Kamaludiningrat, Gunungan merupakan simbol syukur pemimpin dan rakyatnya.

Baca: Asal Mula Ibadah Salat Id di Gumuk Pasir Parangkusumo

Isinya pun merupakan hasil bumi, seperti buah, sayuran, dan umbian.

"Ini juga bentuk sedekah dari pemimpin untuk rakyatnya," jelas Achmad Muchsin.

Achmad mengakui bahwa ada tradisi yang sedikit melenceng dibandingkan prosesi aslinya, di mana dahulu isi Gunungan dibagikan, bukan diperebutkan seperti sekarang.

Meskipun demikian, maksud dan tujuan dari upacara Grebeg dan Gunungan sendiri masih belum berubah hingga saat ini.

"Sesi rebutan itu juga menjadi seni dan tontonan menarik bagi warga," ujar Achmad.

Lewat Upacara Grebeg dan Gunungan ini jugalah, tersimpan harapan dan doa dari masyarakat untuk pemimpinnya.

Achmad pun menuturkan, saat menerima lima Gunungan tersebut, ia pun tak lupa berdoa untuk Raja Yogyakarta saat ini.

"Semoga Ngarso Dalem panjang umur, bisa terus membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya," ujar Achmad Muchsin.

Sementara itu, saat ditanya akan diapakan sayur-mayur yang diperoleh dari Gunungan, Lestari sudah memiliki rencana tersendiri.

"Nantinya mau saya jadikan bahan masakan," ujar wanita asli Kauman yang saat ini bertempat tinggal di Jakarta ini.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved