Singgah di Masjid Bersejarah
Video Masjid Agung Magelang, Dibangun saat Inggris Menguasai Jawa
Selain bangunannya yang indah nan megah, masjid berusia ratusan tahun ini ternyata juga memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Melalui bantuan arsitek kenamaan di masa itu, Heer H. Pluyter, dibangun serambi depan dengan jumlah pintu masuk sembilan buah, seperti jumlah Walisanga sebagai simbol penyebar Islam di Jawa.
"Jumlah pintu masuk sebanyak sembilan buah yang diumpamakan sebagai 'Walisanga' yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Lokasi masjid ini ada di Aloon-Aloon West, atau alun-alun barat," tutur Bagus.
Selanjutnya bentuk Masjid Agung Kauman Kota Magelang hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Beberapa penambahan seperti bangunan perkantoran yang ada di sebelah kiri dan tempat berwudu yang ada di sebelah kanan.
Menara juga direnovasi.
Bangunan inti masih bertahan hingga saat ini.
Ruang
Bangunan menara yang ada di depan masjid itu sendiri memiliki atap limas dengan tiga tingkatan yang diyakini masyarakat sebagai penggambaran terhadap Iman, Islam, dan Ihsan.
Masuk ke dalam Masjid Agung Kauman Kota Magelang, terdapat ruang yang begitu lapang dan atap yang tinggi.
Tiap dindingnya bercat putih dan di bagian depan dihiasi mozaik bertuliskan huruf hijaiah.
Masjid Agung Kauman sendiri dibagi menjadi ruang serambi dan ruang salat.
Di ruang salat tersebut, suasana lebih tertutup karena dikelilingi dinding tertutup.
Sedangkan serambi lebih terbuka. Serambi masjid biasa digunakan apabila jemaah di ruang salat sudah penuh.
Baca: Video Masjid Banyusumurup, Soko Guru Asli dari Masa 3,5 Abad Lalu
Menurut Takmir Masjid Agung Kauman Kota Magelang, KH. Miftachusururi, memiliki versi sejarah tersendiri, Masjid Agung Kauman Kota Magelang didirikan sekitar tahun 1650 oleh seorang tokoh ulama dari Jawa Timur KH. Mudakir.
"Masjid belum seluas dan semegah sekarang. Dulunya hanya masih berstatus langgar atau musala. Jemaah yang akan salat harus mengambil air wudu di Sungai Progo yang jaraknya sekitar 1 kilometer, karena saat itu belum teraliri air,” kata Miftach.