DIY
Safari Ramadan ke Yogyakarta, Panglima TNI Ajak Semua Pihak Cegah Paham Radikalisme Masuk
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan Safari Ramadan dan kunjungan kerja ke Yogyakarta.
Penulis: rid | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan Safari Ramadan dan kunjungan kerja ke Yogyakarta.
Dalam kegiatan yang mengambil tempat di Hanggar Skadik 101 Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Panglima TNI turut memberikan santunan kepada 400 anak yatim, kemarin Kamis (7/6/2018).
Tak hanya itu saja, di hadapan ribuan Prajurit TNI-Polri dan sekitar 1000 orang meliputi tokoh agama, tokoh masyarakat, warakawuri dan anak-anak yatim, Panglima mengajak masyarakat untuk memerangi terorisme dan mencegah paham radikalisme masuk ke Indonesia.
Hal itu dikarenakan paham radikalisme memicu tindakan intoleransi dan dapat berujung pada aksi terorisme.
Panglima TNI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesucian bulan ramadan tahun ini sempat dicederai oleh aksi terorisme, bahkan aksi teraebut menimbulkan beberapa korban jiwa.
Dikatakan Panglima, aksi terorisme terjadi karena masuknya paham radikalisme ke masyarakat, karena itu Panglima mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mewaspadai paham tersebut masuk ke lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
"Karena itu, kita harus mewaspadai bahwa di sekitar kita kemungkinan juga ada benih radikalisme. Radikalisme itu pemahaman yang salah dan berujung ke terorisme serta intoleransi," katanya.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengajak kepada seluruh jajaran TNI-Polri dan seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan mencegah terjadinya paham radikalisme ditengah masyarakat.
Panglima juga menyebut, dari pihak aparat, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dianggap sangat dekat dengan keseharian masyarakat.
Karena itulah, Panglima mengharapkan keduanya secara maksimal mencegah paham radikalisme masuk di tengah-tengah masyarakat.
"Babinsa dan Bhabinkamtibmas merupakan unsur yang sangat berperan dalam mendeteksi berkembangnya paham radikalisme di tengah masyarakat. Karena itu Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus bersinergi dan bekerjasama dengan tokoh dan komponen masyarakat," ujarnya.
Ditambahkan Panglima, ia mengajak pula masyarakat untuk tidak terjerumus dengan paham tertentu yang disisipkan dalam kegiatan keagamaan.
Hal itu bisa dilakukan dengan berwawasan luas, khususnya dalam mempelajari agama.
"Sementara dalam agama Islam memerintahkan agar kita mempelajari agama Islam secara utuh (kaffah), sehingga diharapkan tidak menimbulkan penafsiran yang salah," ucapnya.
Dalam acara kemarin, diisi pula tausyiah oleh Gus Ahmad Muafiq, dalam tausyiahnya Gus Ahmad megatakan bahwa semua agama mengajarkan puasa, karena puasa mengajarkan kebaikan kepada semua umat.
Seperti ketahui bersama, Panglima besar Jenderal Sudirman juga seorang pemimpin yang rajin berpuasa, dan puasa dapat mempertebal keimanan dan mempermudah semua hajat yang diinginkan umat muslim. (*)