Ramadan 1439 H
Lebih dari 100 Tunanetra Ikuti Khataman Alquran
Lebih dari 100 tunanetra hadir dalam acara khataman Alquran tersebut. Masing-masing membawa Alquran Braille, Alquran khusus bagi tunanetra.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suara bacaan Alquran terdengar syahdu menggema di ruang pertemuan Zaara 3 Hotel Grand Dafam Rohan.
Alquran dibacakan bersama-sama oleh Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) DPW Yogyakarta di lokasi tersebut.
Ketua UTMI DPW Yogyakarta, Ali Afandi menuturkan, acara tersebut merupakan khataman Alquran yang di laksanakan secara nasional.
Perwakilan dari provinsi secara bergantian memimpin.
"Tadi diikuti oleh sekitar 9 provinsi. Jadi kami pakai video call. Kami berkumpul di wilayah masing-masing kemudian membaca Alquran bersama, dipimpin bergantian," tutur Ali (2/6/2018).
Baca: Khataman Bersama 872 Siswa SD/MI di Kulonprogo
Lebih dari 100 tunanetra hadir dalam acara khataman Alquran tersebut.
Masing-masing membawa Alquran Braille, Alquran khusus bagi tunanetra.
"Kami bacakan dari juz 1 sampai 29. Yang datang pagi secara bergantian membaca 2 juz. Sayangnya tadi koneksi terputus, jadinya ya kami lanjutkan khataman sendiri. Nah kemudian juz 30 kami bacakan bersama-sama," lanjut Ali.
Setelah menyelesaikan 30 juz, acara kemudian dilanjutkan dengan tausiyah yang dipimpin oleh Ujang Kamaluddin, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas (PPDI) Provinsi Yogyakarta.
Ia mengatakan tujuan khataman Alquran adalah untuk meningkatkan kecintaan tunanetra pada Alquran.
Dalam tausiyah ia menyampaikan bahwa Alquran merupakan mukjizat terbesar.
"Alquran merupakan mukjizat terbesar, karya yang luar biasa dari Allah yang tidak bisa ditandingi oleh surat lain. Oleh karena itu, kemurnian Alquran jaminan dari Allah. Ia yang menurunkan, Ia yang memelihara," katanya.
Baca: SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Gelar Khataman Alquran
Ia melanjutkan, yang tunanetra saja dengan segala keterbatasannya mau membaca Alquran.
Tentu ini menjadikan motivasi bagi masyarakat non disabilitas.
"Kami menggunakan Alquran khusus bagi penyandang tunanetra. Dengan segala keterbatasan saja kami mau membaca. Bagi yang tidak punya keterbatasan tentu ini harus jadi motivasi untuk terus membaca Alquran," lanjutnya.
Ia pun meminta kepada masyarakat untuk mengenalkan dan mengajarkan Alquran pada penyandang disabilitas di sekitarnya.
Menurutnya pendidikan adalah hak semua warga negara, termasuk pendidikan agama.
"Kalau yang di sekitarnya ada penyandang disabilitas atau tunanetra yang belum kenal Alquran, tolong diajarkan. Pelan-pelan saja. Pendidikan kan juga hak semua orang. Mohon dibantu, dengan segala keterbatasannya. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)