Aktivitas Merapi
Setelah Letusan Merapi, Aktivitas Warga Kembali Normal
Jampang mengungkapkan, sejak pagi dia sudah bekerja. Ketika Merapi meletus, dia hanya melihat dan tidak merasa panik.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Letusan Merapi kembali terjadi pada Jumat, 08.20 WIB.
Meskipun demikian, aktivitas mencari pasir secara manual di Kali Kuning tetap dilakukan oleh Jampang (61), seorang warga Hargobinangun.
Jampang mengungkapkan, sejak pagi dia sudah bekerja.
Ketika Merapi meletus, dia hanya melihat dan tidak merasa panik.
"Tadi meletus terlihat dari sini. Getarannya juga terasa. Saya tahu, dan hanya melihat. Lalu, saya kembali beraktivitas lagi. Aktivitas Merapi seperti ini sudah biasa, jadi tidak panik," jelasnya.
Dia menuturkan, aktivitas Jeep wisata di Kali Kuning juga masih tetap berjalan.
Baca: Pascaerupsi Merapi, BTNGM Kembali Tutup Sejumlah Tempat Wisata
"Kalau saya sudah 38 tahun disini. Kalau awannya pekat ada kemerahan biasanya bahaya. Tapi kalau keputihan tidak ada apa-apa, sudah tahu gejala alamnya. Kalau Jeep tadi baru ramai setelah dhuhur. Warga lain juga tetap aktivitas biasa," jelasnya.
Sementara itu, Joko Supriyanto selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengungkapkan, di beberapa desa ada warga yang langsung melakukan evakuasi mandiri ke Barak-barak pengungsian.
Joko menuturkan, di Glagaharjo sendiri setidaknya terdapat 500 warga yang turun ke pengungsian setelah mengetahui adanya letusan.
"Warga langsung turun ke Barak. Di Glagaharjo ada 500 orang. Purwobinangun ada 200 orang, Girikerto ada 120 orang, Titik kumpul Turgo ada 300 orang," jelasnya.
Dia menuturkan, meskipun demikian, sampai saat ini aktivitas Merapi masih waspada, dan warga juga belum diinstruksikan untuk mengungsi.
"Status Merapi masih waspada, letusannya bukan letusan yang membahayakan. Hanya lontaran material. Jarak yang aman sejauh 3 kilometer, sedangkan jarak rumah warga juga sejauh 5 kilometer, sehingga warga aman. Kita berikan sosialisasi dan pengertian, sehingga warga kembali lagi ke rumah," jelasnya.
Baca: BPPTKG: Proses Ekstrusi Magma Cair Merapi Lebih Lambat, Hanya 17- 40 Meter Perhari
Sementara itu, Sriyono, selaku Ketua Tagana Sleman yang rumahnya berada di dusun Balong, Umbulharjo mengatakan, saat kejadian dirinya berada di rumah dan langsung bergegas mengatur evakuasi warga.
Dia menjelaskan, evakuasi berjalan dengan kondusif. Hanya saja, adanya getaran sempat membuat warga sedikit geger.
"Tadi dengar suara gemuruh, terus ada kepulan asap. Getaran saja yang membuat geger. Langsung warga turun. Saya membantu evakuasi. Truk-truk pasir tadi juga langsung turun," terangnya.
Sriyono menjelaskan, warga juga sudah terbiasa dan sangat kondusif saat evakuasi berlangsung.
"Kemarin malam ada pencerahan dari BPPTKG di Panggukrejo. Aktivitas sudah normal kembali, abu juga tidak turun kesini. Masyarakat juga sudah mulai terbiasa dan menganggap peristiwa alam yang kapan saja bisa terjadi. Ini juga sebagai proses pembelajaran alam bagi warga," terangnya.
Baca: BTNGM Pastikan Kebakaran di Lereng Merapi Berskala Kecil
Sementara itu, sampai pukul 13.30 terdapat 10 orang lansia, yang terdiri dari 1 laki-laki, 9 perempuan yang bertahan di Barak Glagaharjo.
"Warga sudah mulai kembali ke rumah pukul 10.42.Sedangkan 10 lansia baru pukul 13.30 pulang. Kalau Kaliadem dan Lava Tour masih jalan. Masih aman, tempatnya 4,5 kilometer," jelasnya.
Dia mengatakan, untuk Tim Tagana tetap standby setiap saat.
"Tim Tagana tadi langsung kita kumpulkan di Balai Desa Umbulharjo. Kemudian kita bagi ke beberapa Barak Pengungsian," terangnya. (TRIBUNJOGJA.COM)