Aktivitas Merapi

Gunung Merapi Dekati Masa Istirahat Letusan Magmatik, Masyarakat Harus Tetap Waspada

Masa istirahat Gunung Merapi untuk letusan magmatik dinilai sudah mulai mendekati masa istirahat letusan.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Staf Ahli Gunung Api BPPTKG, Dewi Sri, didampingi Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Edi Susanto, saat menjelaskan status Gunung Merapi pada Senin (28/5/2018) di sela rapat koordinasi penanggulangan bencana Merapi di Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Masa istirahat Gunung Merapi untuk letusan magmatik dinilai sudah mulai mendekati masa istirahat letusan.

Artinya, dalam jangka waktu ke depan bisa berpotensi adanya letusan magmatik.

Upaya-upaya persiapan pun perlu segera dilakukan oleh semua pemangku kepentingan penanggulangan bencana Merapi dan juga masyarakat.

"Masa istirahat Gunung Merapi untuk letusan magmatik dinilai sudah mulai mendekati masa istirahat letusan. Artinya ya harus bersiap-siap," ujar Staf Ahli Gunung Api BPPTKG, Dewi Sri, Senin (28/5/2018) di sela rapat koordinasi penanggulangan bencana Merapi di Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang.

Dewi mengatakan, berdasarkan perhitungan jarak antar letusan terdahulu, pada 1872 hingga 1883, dan 1930-1940, memiliki jarak masa istirahat berkisar sembilan hingga 11 tahun.

Jika dihitung dari erupsi terakhir tahun 2010-2018, maka sudah mencapai delapan tahun.

"Paska letusan besar 2010, 1930, 1872, kalau dirunut semakin ke sana pasti ada letusan kecil sebelum letusan kembali lagi terjadi. Jaraknya dari 1872 ke letusan berikutnya, jaraknya 11 tahun. 1930 sampai 1939, sembilan tahun. 2010, sekarang mau kapan kita tidak tahu, pokoknya kita meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya belum memiliki prediksi kapan akan terjadinya letusan magmatik.

Menurutnya, letusan Gunung Merapi yang terjadi pada 11 Me hingga 24 Mei 2018 lalu dinilai termasuk letusan minor non magmatik atau letusan freatik.

Erupsi freatik yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu bukan merupakan bahaya utama yang mengancam jiwa penduduk.

Namun bisa jadi pertanda untuk aktivitas selanjutnya.

"Kami belum memiliki prediksi kapan, Letusan 2010 sampai sekarang belum ada prekursor yang mantap, sehingga kapan erupsi tidak dapat diperkirakan," ujar Dewi.

Dewi mengatakan saat ini Gunung Merapi masuk dalam masa tenang.

Kendati demikian, statusnya masih waspada.

Dirinya pun berharap jika erupsi benar-benar terjadi, pemerintah beserta seluruh pemangku kepentingan sudah bersiap.

Masyarakat juga terus meningkatkan kewaspadaan.

"Kami harapannya tidak sampai terjadi. Tetapi jika memang terjadi, pemerintah harus siap, semua pemangku kepentingan dan termasuk masyarakat," katanya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved