Sleman

Mas Asih Sudah Rasakan dan Melihat Tanda-tanda Alam Sebelum Merapi Erupsi

Menurut Mas Asih, erupsi freatik pagi tadi mirip yang terjadi pada tahun 1997. Namun, saat itu langit lebih gelap.

(Kompas.com/Markus Yuwono)
Masbekel Anom Suraksosihono atau akrab disapa Mbah Asih, juru kunci Gunung Merapi. 

TRIBUNJOGJA.COM - Maskebel Anom adalah juru kunci Gunung Merapipenerus dari Mbah Maridjan.

Saat Merapi erupsi pada Jumat (11/5/2018) pagi, Mas Anom atau yang akrab disapa Mbah Anom ini sedang nyekar di makam Mbah Maridjan.

Mas Anom mengaku merasakan sejumlah tanda sebelum Gunung Merapi erupsi.

Letusan freatik ini, menurut Mas Asih, didahului dengan suhu meningkat di sekitar Gunung Merapi.

"Dilihat asapnya juga agak keruh dan lain sebagainya, suhunya agak naik dan lain sebagainya," katanya ketika ditemui di rumahnya di Huntap Karangkendal, Cangkringan, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (11/5/2018).

"Suhu naik. Sudah beberapa hari sekitar 4 hari, hawanya sudah panas," tambahnya kemudian.

Menurut Mas Asih, erupsi freatik pagi tadi mirip yang terjadi pada tahun 1997. Namun, saat itu langit lebih gelap.

"Mirip tahun 1997 tapi kalau 1997 enggak besar. Jadi sekitar Merapi sempat gelap waktu itu. Tapi ya cuman itu saja, meletup selesai, ya sudah," ucapnya. 

Foto asap yang keluar dari puncak Merapi
Foto asap yang keluar dari puncak Merapi (@merapi_news)

Menurut dia, kebiasaan Gunung Merapi hanya sekali meletus dan tidak akan kembali meletus.

"Kalau Merapi itu meletus satu kali, biasanya letupan hanya sekali saja, wong sudah tidak ada susulan," tuturnya.

Saat Gunung Merapi meletus freatik pagi tadi, Mas Asih mengaku, dirinya sedang nyekar di makam Mbah Maridjan.

"Waktu kejadian sedang nyekar di atas ruwahan. Ya saya juga pergi dari situ tapi tidak jauh, kalau warga sudah berhamburan sudah lari semua. Saya yang terakhir, saya sebisa-bisa saya memohon kepada Tuhan, kami berdoa memohon keselamatan. Ternyata akhirnya reda. Kami akhirnya kembali nyekar karena waktu itu baru bersih-bersih tadi belum sempat nyekar," tuturnya.

Dia pun berharap kepada masyarakat dan penggiat pariwisata untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas.

"Sementara ini biar reda dulu, biar ayem sikik. Opo sing dikejar, duit ya memang butuh tapi kondisi seperti ini ya waspada dulu. (Sementara biar reda dulu biar tenang dulu. Apa yang dikejar kalau uang ya memang butuh tetapi kondisi seperti ini waspada dulu)," ucapnya.

Mas Asih juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada "Mengimbau warga jangan panik dan jangan takut.

Dan yang kedua harus waspada karena waspada itu bukan berarti pindah status atau menaikkan status. Tetapi warga jangan lengah untuk melihat kondisi," tuturnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved