Bandara NYIA Kulonprogo
AP I Optimistis Kejar Target Operasional NYIA 2019
Upaya pengosongan berikut pembersihan lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon hingga kini belum juga tuntas.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Upaya pengosongan berikut pembersihan lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon hingga kini belum juga tuntas karena terkendala masih adanya sebagian warga yang mendiami bidang-bidang tertentu.
Namun begitu, PT Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa pembangunan bandara tersebut tetap optimistis bisa mengejar target operasional NYIA pada April 2019.
Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA PT AP I, Agus Pandu Purnama mengatakan pekerjaan di lapangan tetap berlangsung meskipun masih ada sebagian bidang lahan yang belum dibersihkan (land clearing).
Saat ini kegiatan masih berfokus pada proses pemadatan tanah dengan teknik dynamic compaction terutama di bagian airside (sisi udara) sebagai calon lokasi landasan pacu.
Masih ada sebagian kecil bidang di bagian tersebut yang belum dilakukan perataan lahan karena harus menunggu pengosongan lahan.
"Karena pemadatan ini wajib ya. Secara hukum sebetulnya sudah siap karena sudah dikonsinyasikan (kompensasi pembebasan tanahnya) dan sudah ada tahap peringatan hingga tiga kali. Tinggal menunggu waktunya (warga) kita pindahkan. Tunggu hari baik," kata Pandu, Jumat (11/5/2018).
Diakuinya, proses land clearing masih menyisakan beberapa petak lahan yang belum selesai dikosongkan menigngat masih ada 32 rumah dengan 37 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan tinggal di dalam areal Izin Penetapan Lokasi (IPL) pembangunan bandara.
Pemindahan warga penolak bandara tersebut harus secepatnya diselesaikan supaya proses kontruksi pembangunan bandara tersebut bisa dilanjutkan.
Pandu mengatakan Bupati Kulonprogo sudah mendatangi beberapa rumah warga penolak.
Dari situ, ada sedikit titik terang terkait sikap warga bahwa sebetulnya mereka bersedia dipindahkan.
Namun, karena sudah berkomitmen untuk menolak pembangunan bandara, mereka menunggu untuk bersama-sama dipindahkan.
Dari pemetaan yang dilakukan terhadap penghuni setiap rumah itu, pihaknya juga telah menyiapkan skenario untuk menampung warga ke dalam rumah yang akan disewa oleh AP I.
Armada angkut dikerahkan untuk memindahkan barang-barang milik warga tersebut.
"Kita doakan saja, semoa saat harinya (pelaksanaan pengosognan lahan) nanti semua warga sudah siap. Truk sudah kami siapkan untuk angkut barang, orangnya kita siapkan rumah dan dijaga. Jangan sampaui pada saatnya nanti mereka malah terlantar dan tidak dimanusiakan," kata Pandu.
Direktur Hubungan Internasional dan Pengembangan Usaha AP I, Sardjono Jhonny Tjitrokusumo dalam pertemuan di Kulonprogo belum lama ini mengatakan bahwa pihaknya optimistis target minimum operation NYIA pada April 2019 bisa tercapai.