USBN SD

Kisah Sadrina, Terpaksa Mengungsi Kerumah Nenek Demi Jaga Ketenangan Batin Hadapi USBN

Kisah Sadrina, mengungsi kerumah nenek demi menjaga ketenangan batin hadapi USBN

Tribun Jogja/ Singgih Wahyu Nugraha
Suasana jelang dimulainya USBN di SDN 3 Glagah yang direlokasi ke tempat sementara di Kepek, Desa Glagah. 

Malam sebelumnya, kedua orangtuanya juga menemaninya belajar di rumah neneknya.

Sedangkan pagi itu, ia diantar oleh seorang aktivis mahasiswa solidaritas penolakan bandara ke sekolahnya meskipun pada hari biasanya ia diantar langsung oleh orangtuanya.

Sadrina menyebut, orangtua mendukung sepenuhnya terhadap proses belajar yang dijalaninya.

Pun dirinya tidak pernah merasa terganggu dengan kondisi rumahnya saat ini berikut sikap oragntuanya yang menolak pembangunan bandara.

Mereka memintanya untuk terus fokus belajar sehingga bisa lancar menjalani ujian.

Oragntua juga melarangnya untuk ikut-ikutan dalam persoalan bandara tersebut.

"Orangtua tetap mendukung saya belajar. Disuruh rajin belajar, jangan ikut-ikutan masalah itu (penolakan bandara). Saya juga tidak terganggu konsentrasinya dan masih bisa belajar. Insyaallah semuanya lancar," kata Sadrina, optimistis. 

Sekolahnya sendiri turut tergusur oleh pembangunan bandara dan harus direlokasi.

Sejak Oktober 2017 lalu, kegiatan belajar mengajar di SDN 3 Glagah dipindahkan ke rumah milik warga di Pedukuhan Kretek yang digunakan sebagai gedung sekolah sementara sebelum gedung baru sekolah itu nantinya dibangun di kompleks relokasi Glagah.

Beberapa ruangan dalam rumah itu disekat dengan lemari buku maupun papan kayu untuk memisahkan antar tingkatan kelas yang sebetulnya memiliki dimensi ruang cukup sempit.

Selama ujian berlangsung, pihak sekolah berupaya mengoptimalkan penerangan dalam ruangan dengan memasang lampu yang lebih terang serta memindahkan kipas angin dari ruang kelas lain ke ruang ujian supaya siswa bisa lebih nyaman dan mampu berkonsetrasi mengerjakan soal ujian.

Saat ini ada 27 siswa kelas VI SDN 3 Glagah yang mengikuti USBN.

Meski lokasi sekolah sementara itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari pagar lahan pembangunan bandara di mana banyak alat berat beroperasi mengerjakan konstruksi, Sadrina mengaku tak terganggu.

"Alhamdulillah lancar dan nyaman, tidak ada yang berisik. Kondisinya memang harus begini, mau bagaimana lagi. Harus menerima kenyataan di sini tapi ya nyaman saja," kata Sadrina. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved