DIY
BPBD DIY Gelar Simulasi Bencana Gempa Bumi di Sosromenduran
Tampak puluhan warga berlarian menuju ke sebuah lahan yang berada di pinggir jalan tersebut.
Penulis: rid | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemandangan berbeda tampak di salah satu ruas Jalan Dagen, Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta tadi pagi, Senin (30/4/2018).
Tampak puluhan warga berlarian menuju ke sebuah lahan yang berada di pinggir jalan tersebut.
Tak hanya itu beberapa warga juga tampak ditandu, bahkan beberapa diantaranya hatus didorong dengan kursi roda guna menuju lahan kosong tersebut.
Tak lama setelah warga berkumpul di sebuah tenda darurat di lahan kosong tersebut, terdengar suara sirine diiringi kedatangan satu unit mobil ambulan yang bertjuan untuk membawa beberapa warga yang diketahui menderita luka-luka.
Satu unit mobil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun turut berada di lokasi berkumpulnya warga untuk mendirikan dapur umum darurat.
Ternyata, puluhan warga yang berlarian tersebut bukan sedang terkena musibah atau sebagainya, melainkan sedang mengikuti simulasi jika terjadi bencana gempa bumi di daerah Sosromenduran.
Diketahui pula, simulasi tersebut berkenaan dengan pembentukan dan pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana oleh BPBD DIY di Kota Yogyakarta.
Baca: Gempa 2,5 SR Terjadi di Gunungkidul Sabtu Pagi
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan bahwa simulasi tersebut merupakan inisiasi pihaknya agar masyarakat memiliki pengetahuan dan tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Menurutnya, simulasi tersebut juga merupakan upaya pendekatan pihaknya kepada masyarakat dalam rangka mengurangi risiko bencana yang terjadi di daerah.
"Kalau cuma diatas kertas kan pemahamannya kurang, dan orang itu lebih bisa menghayati dan mengingat kalau kemudian dipraktikkan, makanya dilaksanakan simulasi ini," katanya.
"Simulasi ini juga untuk membangun pemahaman masyarakat untuk menanggulangi bencana, jadi nantinya masyarakat tahu jalur dan titik evakuasi jika terjadi bencana itu dimana," imbuhnya.
Selain menggelar simulasi tersebut pihaknya juga meresmikan pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) di Sosromenduran.
Diungkapkannya, bahwa selain Katana pihaknya juga membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) serta Sekolah Siaga Bencana (SSB) di beberapa daerah yang berada di DIY.
Menurutnya, dengan adanya hal itu sebagai pemicu untuk meningkatkan kapasitas pada masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
Baca: Kekhusyukan Warga Korban Gempa, Salat di Masjid yang Nyaris Roboh
"Dari kajian kita, di DIY ada 301 Desa dan Kelurahan yang rawan bencana, karena itulah kita sudah bentuk 186 Destana, Katana dan SSB untuk meningkatkan respon dan kesiapan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Untuk SSB baru sekitar 77 yang dibentuk," ujarnya.
Ditambahkannya, dengan adanya simulasi dan pembentukkan Katana tersebut, pihaknya mengharapkan masyarakat akan secara mandiri dan periodik melakukan latihan terkait penanggulangan bencana.
Menager Pusdalops BPBD DIY, Danang Samsurizal menuturkan, bahwa pihaknya tak hanya membentuk Katana di Kelurahan Sosromenduran saja.
Diungkapkannya, bahwa pembentukan Katana juga akan dilakukan di beberapa Kelurahan yang berada di wilayah Kota Yogyakarta.
Baca: Kisah Menggemparkan Dokter yang Jatuh Cinta pada Pasiennya, Lalu nekat Tinggal dengan Mayatnya
Mengenai target pembentukan Katana, pihaknya menentukan target puluhan Katana di wilayah Kota Yogyakarta.
"Tahun ini targetnya 10 kelurahan, tahap pertama kami sudah ada bentuk Katana di 5 kelurahan dan ini masuk tahap kedua. Untuk Katana baru di Kota Jogja saja," ulasnya.
Sementara itu, Camat Gedongtengen, Antariksa Agus Purnama mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pembentukan Katana oleh BPBD DIY, khususnya di Kelurahan Sosromenduran.
Ia juga berharap masyarakat dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi di lingkungannya.
"Dengan ini (Simulasi dan Pembentukan Katana) semoga kedepannya masyarakat jadi lebih siap dalam menanggulangi bencana khususnya gempa bumi yang terjadi di daerah ini," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)