Kisah Menggemparkan Dokter yang Jatuh Cinta pada Pasiennya, Lalu nekat Tinggal dengan Mayatnya
Saking cintanya, Dokter Carl Tanzler mencuri mayat wanita yang ia cintai. Mayat itu diawetkan lalu dibawa ke rumahnya
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com - Pada tahun 1931, Dr. Carl Tanzler jatuh cinta dengan seorang pasien tuberkulosis yang dirawatnya. Cinta itu menjadi alasan baginya untuk bertekad menjaga agar si pasien bisa sembuh. Berbagai cara dilakukan, namun sayang penyakit yang kala itu masih sangat mematikan ini akhirnya merenggut nyawa wanita Kuba-Amerika bernama Maria Elena Milagro de Hoyos, sang pasien.
Seperti diberitakan The Vintage News , Dr Carl Tanzler lahir pada tahun 1877. Ia banyak memelajai ilmu pola cuaca di Austria pada tahun 1910, di mana dia tinggal sampai akhir Perang Dunia I.
Baca:
Kisah Kelompok Punk yang Sengaja Suntikan Virus HIV ke Tubuhnya
Kisah Pembunuh Berantai Paling Sadis dan Burger Daging Manusia Dagangannya
Sang Samurai Hitam, Kisah Budak Afrika yang Menjelma Jadi Ksatria Elit Jepang Tak Terkalahkan
Setelah kembali ke rumah, Tanzler menikah dan memiliki dua anak pada tahun 1920. Ia dan keluarganya lalu pindah ke Zephyrhills, Florida.
Tanzler terpaksa harus meninggalkan keluarga kecilnya setelah ia diterima bekerja menempati posisi sebagai teknisi radiologis di Rumah Sakit Marinir AS, Count Carl Von Cosel, di Key West, Florida.
Saat bertugas di rumah sakit itulah, Tanzler menerima kedatangan pasien, seorang wanita Kuba-Amerika bernama Maria Elena Milagro de Hoyos.
Wanita itu merupakan putri seorang pembuat cerutu asal Key West.
Sebagai seorang anak muda Jerman, Tanzler memiliki keyakinan bahwa wanita cantik berambut hitam merupakan sosok sempurna yang menjadi takdir cinta sejatinya.
Bahkan Tanzler membayangkan bahwa wanita itu mirip dengan firasat yang ia rasakan sejak kecil.
Cintanya tak terbendung, hingga ia berpikiran bahwa wanita itulah sebenar-benarnya sang cinta sejati.
Karena rasa itu pula, Tanzler berupaya sekuat tenaga dengan berbagai cara untuk menyembuhkan Maria Elena. Perjuangannya tidak mudah karena tuberkulosis masih dianggap sebagai penyakit mematikan pada awal 1900-an.
Tanzler menggunakan berbagai tonik, eliksir, hingga obat-obatan yang dibuat khusus. Tanzler juga sudah berani terang-terangan menyatakan cintanya kepada Maria Elena.
Nahas berbagai upaya itu tak berhasil menyelamatkan Maria Elena.
Ia meninggal pada Oktober 1931.
Tanzler jelas patah hati.
Tapi cintanya tetap tak terbendung.
Ia pun bersikeras membeli nisan mahal di Key West Cemetery untuk memakamkan Maria Elena.
Salah satu keputusan gilanya yakni, atas izin orangtua Elena, Tanzler menyewa tukang untuk membuatkan ruang khusus di samping makamnya dan meminta kunci makam tersebut.
Keluarga Elena sebenarnya tak menyadari bahwa satu-satunya kunci makam akan tetap berada di tangan Tanzler. Tanzler dengan akan mengambil keuntungan dari hak istimewa ini, yang akan menghasilkan salah satu kisah paling mengerikan sepanjang masa.
Tanzler mengunjungi makam Elena setiap malam selama hampir dua tahun. Meskipun keluarganya menganggap perubahan perilaku yang drastis ini agak aneh, mereka tidak bisa membayangkan alasan di baliknya.
Pada bulan April 1933, Tanzler memindahkan tubuh Elena dari mausoleum ke rumahnya sendiri sehingga ia pun tak perlu lagi pergi ke makam setiap malam.
Tanzler melakukan pengawetan mayat sehingga tubuh wanita itu tetap utuh tanpa membusuk dengan menggunakan plester dan bahan lainnya. Bahkan ia menutupi kepala Elena dengan sedikit rambut asli.
Tanzler menambahkan sejumlah parfum, bunga, desinfektan, dan bahan pengawet untuk menjaga bau busuk di teluk, dan secara rutin menerapkan lilin pemakan kotoran ke wajah Elena supaya terlihat tetap "hidup."
Mayat Elena juga dibungkus dengan pakaian, sarung tangan, dan perhiasan, dan menempatkan tubuhnya di tempat tidurnya sendiri. Kebiasaan aneh yang berlangsung selama tujuh tahun berikutnya.
Perilaku menyimpang Tanzler akhirnya mulai terbongkar setelah warga di kota itu curiga lantaran Tanzler kerap kali membeli pakaian wanita dna parfum.
Keluarga Elena akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah Tanzler pada tahun 1940.
Di sana, dia menemukan sosok mengerikan seperti halnya patung mirip Elena.
Pihak berwenang yang melakukan penyelidikan memastikan bahwa boneka itu adalah Elena yang dicuri dari kuburan.
Autopsi mayat mengungkapkan bagaimana Tanzler mengawetkan makam itu. Ia menyisipkan kertas di antara kedua kakinya, membuat alat kelamin buatan. Tapi Tanzler tak pernah mengakui melakukan tindakan nekrofilia.
Evaluasi psikiatri memastikan bahwa Tanzler bisa diadili.
Tubuh Elena kemudian ditempatkan dipajang di rumah duka lokal, di mana hampir 7.000 orang datang untuk melihat mayat yang rusak itu. Jasad Elena akhirnya dimakamkan di sebuah kompleks pemakaman tak bertanda di Key West Cemetery.
Carl Tanzler sendiri meninggal di rumahnya pada tahun 1952. Ia ditemukan tiga minggu setelah kematiannya. (*)