Sejarah Hari Bumi, dari Gaylord Nelson hingga Google Doodle

Google merayakan Hari Bumi dengan menampilkan Google Doodle di halaman utama pencariannya. Bagaimana sejarah Hari Bumi?

Editor: iwanoganapriansyah
IST/Google
Hari Bumi 2018 dalam Google Doodle, Minggu (22/4/2018) 

TRIBUNJOGJA.COM - Setiap tahun, pada tanggal 22 April, kita memperingati sebuah hari yang juga diperingati oleh seluruh umat manusia di dunia, yakni Hari Bumi — yang menandai halaman baru dalam gerakan lingkungan modern.

Sampai saat ini semakin banyak pihak dan gerakan yang bersuara secara lantang menuntut kita semua untuk semakin peduli terhadap "rumah" tempat kita berlindung.

Berbagai media juga menampilkan usaha berbagai pihak dalam menjaga bumi. Anak kecil hingga orang dewasa turut mengunggah materi terkait hari bumi ke dalam linimasa digital mereka.

Namun ketika ditanya bagaimana sebuah tanggal dapat diperingati sebagai sebuah hari khusus bagi bumi, tidak semua orang mampu untuk menjawab secara lantang.

Hari Bumi dimulai pada 1970, tahun kematian Jimi Hendrix, tahunnya album terakhir The Beatles. Tatkala para siswa AS semakin mengambil sikap menentang perang yang berkecamuk di Vietnam, dan protes banyak disuarakan. Namun wacana menyelamatkan planet bukan satu di antaranya.

Pada tahun dengan banyak peristiwa besar itu, sebuah gagasan untuk menyelamatkan Bumi dari krisis ekologi pun muncul dari seorang seorang Senator Amerika Serikat asal Wisconsin, Gaylord Anton Nelson.

Ide yang kemudian menjadi semakin besar selama hampir 50 tahun ini bermula ketika Nelson menyaksikan tumpahan minyak di pesisir Santa Barbara, California pada 1969.

Sudah sejak tahun 1960-an Nelson menaruh kepedulian dan berkampanye pada isu lingkungan hidup, yang dirasanya lama hilang dari agenda negara. Nelson mereformasi beberapa hal di Wisconsin, seperti regulasi kebersihan jalur waterways, perlindungan terhadap sumber daya alam, dan menciptakan lapangan pekerjaan ramah lingkungan.

Atas berbagai usahanya ini, Nelson dijuluki sebagai Gubernur Konservasi.

Pada awal-awal Hari Bumi ini mulai digagas, Nelson masih memusatkan perhatian pada masalah-masalah lingkungan hidup yang mengusik kelestarian planet serta berimbas pada kesehatan manusia.

Singkatnya, Hari Bumi 1970 ini memunculkan semacam kesadaran. Dan Hari Bumi pun menjadi penyaluran energi dari gerakan antiperang dengan menempatkan kekhawatiran mengenai lingkungan di garis depan.

Kegiatan perdana Hari Bumi pun diikuti oleh 20 juta warga Amerika Serikat, dan angka tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Dua dekade kemudian, pada tahun 1990, peserta Hari Bumi mencapai 200 juta orang yang berasal dari 141 negara. Kini, miliaran orang dari 190 negara turut serta dalam berbagai aksi Hari Bumi. Lebih dari 5.000 organisasi lingkungan seluruh dunia turut mendukung gerakan ini.

Amy Cassara dari World Resources Institute Washington —yang mencoba menganalisis tren global mengenai lingkungan— telah mencatat bahwa sejak Hari Bumi pertama, gerakan lingkungan telah berevolusi. Awalnya sebuah pokok bahasan sampingan; menjadi sebuah aliran arus utama yang kuat, yang dianggap penting oleh sebagian besar orang

Walau gerakan ini semakin besar dan "terlihat", tapi sebagian besar umat manusia masih saja tetap memilih untuk menutup mata dan tetap melakukan banyak hal yang turut merusak lingkungan. Semoga dengan usaha dan kegigihan para pejuang lingkungan, semua umat manusia dapat luluh dan menjadi peduli terhadap planet yang semakin menua ini.

 

Hari Bumi jadi Google Doodle

Google merayakan Hari Bumi dengan menampilkan Google Doodle di halaman utama pencariannya.

Doodle Hari Bumi memperlihatkan kisah rubah yang bermimpi tentang bumi. Bumi yang ditinggalinya sudah penuh polusi dan terdampak sangat luas oleh perubahan iklim.

Tiba-tiba Sang rubah terbangun dari mimpinya dan terkejut. Dia pun segera membuat langkah kecil dengan mengubah gaya hidupnya dan lebih peduli terhadap bumi.

Kemudian, sang rubah mengajak teman-temannya termasuk Momo si Kucing dan Kodok yang biasa hadir di Google Weather, untuk bersama-sama memelihara kelestarian lingkungan.

Mereka berjuang melawan aktivitas yang merusak lingkungan seperti perusakkan terumbu karang karena polutan.

Mereka pun menginspirasi orang lain untuk mengurangi konsumsi daging, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dan memutus sambungan listrik dari alat elektonik yang tidak digunakan.

Selamat Hari Bumi. Mari kita tularkan semangat menjaga Bumi kita. (G Bhisma Adinaya/National Geographic/Tribunjogja.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved