superball

Kursus Lisensi Pro AFC, Momentum Indonesia Mengupgrade Ilmu Kepelatihan

Kursus lisensi AFC Pro resmi dibuka oleh Plt Ketua Umum (Ketum) PSSI, Joko Driyono dan juga turut hadir Direktur Teknik PSSI Danurwindo di Hotel UNY

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Sejumlah pelatih nasional, Seto Nurdiantoro, Indra Sjafri, Nil Maizar, Aji Santoso yang turut serta dalam kursus lisensi PRO AFC di Hotel UNY, Sabtu (14/4/2018). 

"Pelatih mayoritas akan turun di klub, bukan berarti tidak punya tanggung jawab secara keseluruhan," imbuh Joko.

Joko Driyono menggambarkan, pelatih yang mengikuti kursus AFC Pro ini sebagai layaknya rangkaian gerbong kereta.

Pelatih berlisensi AFC Pro sebagai lokomotif yang akan menjadi role model kepelatihan di Indonesia nantinya.

"Walaupun belum mulai, masih panjang dan melelahkan. Akan memakan waktu setahun. Tidak mudah. Selesai kemungkinan baru April tahun depan," kata Joko Driyono.

Joko Driyono menerangkan, belum ada satu pun pelatih yang mempunyai lisensi AFC Pro tersebut.

Karena itu, menurut dia, menjadi kesempatan baik bagi para ahli strategi lapangan di dalam negeri ambil bagian dalam kursus kepelatihan kali ini.

Meskipun Joko menegaskan, tak sembarang pelatih bisa mengikuti kursus kepelatihan AFC Pro ini.

Sebab kata dia, para peserta diharuskan mempunyai modal lisensi AFC A sebagai syarat utama mengikuti AFC Pro.

Selain itu, para peserta AFC Pro ini harus pelatih yang minimal empat tahun menangani tim profesional.

Joko tak memungkiri, bila selama ini biaya yang cukup mahal menjadi kendala dalam peningkatan kualitas SDM kepelatihan di Indonesia.

"Biaya salah satu unsur penting. Tapi yang lebih penting kualifikasi pelatihnya. Performa di klub jadi syarat," kata Joko.

Kursus AFC Pro membagi materi dalam tujuh modul kepelatihan.

Massa kursus diperkirakan rampung selama satu musim atau setahun.

Adapun soal mentor, pada kursus kali ini akan menghadirkan tiga mentor. Selain Danurwindo, perwakilan dari PSSI juga ada Ganesha Putro.

AFC akan mendatangkan instruktur AFC dari Kuwait.

"Dibandingkan negara Asia Tenggara kita tertinggal, apalagi Thailand sudah jauh berkembang pesat. Tidak ada alasan untuk tidak mengejar," pungkas Joko. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved