superball

Kursus Lisensi Pro AFC, Momentum Indonesia Mengupgrade Ilmu Kepelatihan

Kursus lisensi AFC Pro resmi dibuka oleh Plt Ketua Umum (Ketum) PSSI, Joko Driyono dan juga turut hadir Direktur Teknik PSSI Danurwindo di Hotel UNY

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Sejumlah pelatih nasional, Seto Nurdiantoro, Indra Sjafri, Nil Maizar, Aji Santoso yang turut serta dalam kursus lisensi PRO AFC di Hotel UNY, Sabtu (14/4/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Kursus lisensi AFC Pro resmi dibuka oleh Plt Ketua Umum (Ketum) PSSI, Joko Driyono dan juga turut hadir Direktur Teknik PSSI Danurwindo di Hotel UNY, Yogyakarta, Sabtu (14/4/2018).

Sejumlah pelatih tim-tim Liga 1 Indonesia diantaranya Aji Santoso, Joko Susilo, Rahmad Darmawan, Djadjang Nurdjaman, Widodo Cahyono Putro Indra Sjafri, dan juga asisten pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro turut serta dalam kursus tersebut.

Ada juga pelatih beberapa pelatih asal Jepang dan Malaysia turut ambil bagian dalam kursus kepelatihan AFC Pro 2018 yang diselenggarakan di Yogyakarta mulai 14-20 April 2018 tersebut.

Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menjadikan PSSI sebagai tuan rumah kursus kepelatihan tertinggi klub-klub kasta utama di kawasan tersebut.

Peserta kursus AFC Pro tahun ini ada 24 peserta.

Empat pelatih di antaranya yaitu, para juru taktik lapangan dari negara-negara Asia dan Asia Tenggara.

Namun, pelatih Timnas U-23 Malaysia, Ong Kim Swee tidak tampak pada hari pertama pelaksanaan kursus lisensi AFC Pro kali ini.

Lisensi tersebut sebagai program jangka panjang dari AFC.

Sebab pada 2020 mendatang, Federasi Asia itu membuat aturan yang mengharuskan para pelatih kesebelasan dari klub-klub kasta utama di masing-masing liga domestik harus mengantongi lisensi kepelatihan AFC Pro ini. 

Perlu diketahui, kursus kali ini bakal terbagi dalam 7 modul, yang dibagi dalam beberapa waktu, sekitar satu tahun lamanya.

Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 180 juta setiap pelatih yang ambil bagian.

Jumlah tersebut relatif lebih murah ketimbang pelatih Indonesia mengikuti kursus di luar negeri.

Lisensi Pro AFC terbilang langka, bagi PSSI, ini adalah pertama kalinya menggelar kursus seperti ini sekaligus kesempatan bagi para pelatih untuk mengupgrade ilmunya di dunia kepelatihan.

"Disebut sejarah pertama kali kursus ini. Bukan hal baru, refleksi betapa kita tertinggal dengan negara lain. Khususnya populasi pelatih lisensi AFC Pro," kata Joko Driyono saat ditemui di Hotel UNY, Sabtu (14/4/2018).

Lebih lanjut, menurutnya PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Indonesia memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas sepakbola termasuk melalui peningkatan kualitas kepelatihan.

"Pelatih mayoritas akan turun di klub, bukan berarti tidak punya tanggung jawab secara keseluruhan," imbuh Joko.

Joko Driyono menggambarkan, pelatih yang mengikuti kursus AFC Pro ini sebagai layaknya rangkaian gerbong kereta.

Pelatih berlisensi AFC Pro sebagai lokomotif yang akan menjadi role model kepelatihan di Indonesia nantinya.

"Walaupun belum mulai, masih panjang dan melelahkan. Akan memakan waktu setahun. Tidak mudah. Selesai kemungkinan baru April tahun depan," kata Joko Driyono.

Joko Driyono menerangkan, belum ada satu pun pelatih yang mempunyai lisensi AFC Pro tersebut.

Karena itu, menurut dia, menjadi kesempatan baik bagi para ahli strategi lapangan di dalam negeri ambil bagian dalam kursus kepelatihan kali ini.

Meskipun Joko menegaskan, tak sembarang pelatih bisa mengikuti kursus kepelatihan AFC Pro ini.

Sebab kata dia, para peserta diharuskan mempunyai modal lisensi AFC A sebagai syarat utama mengikuti AFC Pro.

Selain itu, para peserta AFC Pro ini harus pelatih yang minimal empat tahun menangani tim profesional.

Joko tak memungkiri, bila selama ini biaya yang cukup mahal menjadi kendala dalam peningkatan kualitas SDM kepelatihan di Indonesia.

"Biaya salah satu unsur penting. Tapi yang lebih penting kualifikasi pelatihnya. Performa di klub jadi syarat," kata Joko.

Kursus AFC Pro membagi materi dalam tujuh modul kepelatihan.

Massa kursus diperkirakan rampung selama satu musim atau setahun.

Adapun soal mentor, pada kursus kali ini akan menghadirkan tiga mentor. Selain Danurwindo, perwakilan dari PSSI juga ada Ganesha Putro.

AFC akan mendatangkan instruktur AFC dari Kuwait.

"Dibandingkan negara Asia Tenggara kita tertinggal, apalagi Thailand sudah jauh berkembang pesat. Tidak ada alasan untuk tidak mengejar," pungkas Joko. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved