Cerdik! Kode Rahasia Inilah yang Digunakan dalam Misi Penyelundupan Senjata Pasca Kemerdekaan
Agar kerahasiaan tetap terjamin, cara komunikasi dengan kode-kode ini ialah dengan memanfaatkan siaran lagu-lagu "pilihan pendengar" warta berita
Kisah Heroik Serbuan Kilat Koppasandha Lumpuhkan Teroris Pembajak Pesawat
Dari Playen, Perlawanan Heroik Enam Jam di Jogja Itu Akhirnya Sampai ke Telinga PBB
Lima Kisah Heroik Nenek Lawan Perampok, Ada yang Bikin Pelaku Lari Kalang Kabut!
Untuk itu, disiapkan pemancar radio di Rangoon, Burma, dipimpin oleh OMU. III Soemarno.
Sementara itu, kesiapan AURI di Kutaraja, Aceh, dikoordinir oleh OU.I Soejoso Karsono. Selain pemancar Radio AURI, komunikasi juga dilakukan menggunakan siaran Radio Republik Indonesia, Radio Poong, India dan Radio Singapura sebagai sarana komunikasi pengiriman kode-kode.
Agar kerahasiaan tetap terjamin, cara komunikasi dengan kode-kode ini ialah dengan memanfaatkan siaran lagu-lagu "pilihan pendengar" setelah warta berita, dengan menyisipkan kata kata sandi yang mengandung arti yang telah disepakati bersama.
Setelah OU. II Wiweko menerima kepastian berita hubungan radio sandi dari OU. I Soejoso yang kodenya "...pintu rumah Blangkejeren sudah selesai tetapi membawa minum sendiri...", maka ia telah memahami bahwa senjata sudah dapat diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri.
Agar tidak menimbulkan kecurigaan, maka rute penerbangan pesawat diatur sedemikian rupa.
Pada 8 Juni 1949, pagi-pagi sekali pesawat RI 001 bertolak dari Mingaladon airport dengan rencana penerbangan ketahui untuk menurunkan penumpang dan barang barang agar tidak dicurigai dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke Mergui (Pangkalan Udara Burma paling selatan).
Setelah itu baru dimuat barang-barang yang akan diselesaikan yang dibantu oleh para anggota Angkatan Darat atas perintah markas besarnya. Dari Mergui pesawat diarahkan ke Kutaraja menyusuri pantai menuju ke selatan.
Detik-detik mendebarkan timbul ketika pesawat RI-001 Seulawah memasuki Samudera Indonesia.
Pesawat terbang dengan menggunakan taktik terbang rendah untuk menghindari tangkapan Radar dan serangan pesawat pemburu p-51 Mustang Belanda.
Akhirnya Pesawat tiba di perairan Aceh pada tengah malam. Dengan penuntun nyala api obor dan sorotan lampu mobil maka mendarat lah RI-001 Seulawah dengan mulutnya di Blang Bintang.
Dengan cepat dan tidak membuang waktu, OU II Wiweko menyerahkan persenjataan, amunisi dan alat pemancar kepada staf PDRI Kolonel Hidayat dan OU.I Soejoso Karsono di Markas Darurat TNI.
Sementara itu awak pesawat RI-001 lainnya dan anggota perminyakan pangkalan udara, menyiapkan pesawat untuk terbang kembali dengan mengisi bahan bakar. Mereka mengisi bahan bakar dari drum tangki pesawat dengan cara menggunakan alat yang sederhana.
Setelah membongkar muatan dan istirahat sejenak mereka bersiap untuk kembali ke sarangnya di Mingaladon, Rangoon, meskipun pada waktu itu hari masih pagi sekali.