Misteri Emas Wonoboyo
Harta Karun Emas Wonoboyo Sempat Diduga Barang Curian atau Hasil 'Mbegal'
Betulkah Wonoboyo ini situs permukiman, bahkan komplek kedaton pada masa itu?
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Temuan harta karun emas Wonoboyo menerbitkan pertanyaan, pada zaman apakah benda itu dibuat atau ada?
Betulkah Wonoboyo ini situs permukiman, bahkan komplek kedaton pada masa itu?
Peneliti sejarah Bugie Kusumohartono memulai telaahnya dengan menyebut dataran antara Kali Kuning di barat dan Kali Wedi di timur, merupakan kawasan dengan tinggalan arkeologik sangat tinggi pada abad 9.
Ciri Buddhisme tampak menonjol, ditandai kehadiran sederet candi mulai Kalasan, Candi Sari, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Lumbung, Candi Sojiwan, dan stupa di Dawangsari, dekat Candi Barong sekarang.
Namun kehadiran bangunan Buddhism itu juga berselingan dengan monumen megah Siwa yang dikenal dengan nama Candi Loro Jonggrang atau Candi Prambanan yang sekarang.
Beberapa candi Siwa pendukungnya ada di Sambisari, Kedulan, Candi Ijo, dan Ratu Boko.
Dilihat dari konsentrasi keberadaan peninggalan arkeologik yang sedemikian masif, Bugie merujuk kecenderungan bangunan keagamaan ini umumnya berhimpitan dengan pusat-pusat kehidupan politik semasanya.
Baca: Harta Karun Emas Wonoboyo Hanya 16,9 Kilogram, Sisanya Lalu ke Mana?
Situs temuan harta karun Wonoboyo, terletak sekitar 3 hingga 4 kilometer sebelah timur Kali Wedi. Temuan penting lain selain harta karun emas, ada jejak permukiman kuno di Dusun Plosokuning.
Temuan emas itu sekitar 90 meter di sebelah timur jejak permukiman kuno ini.
Ini mendekatkan kemungkinan keterkaitan antara harta karun emas itu dengan permukiman kuno di lokasi berdekatan.
Beberapa peneliti yang dikutip Bugie menduga di permukiman kuno Plosokuning itu ada penghuninya yang memiliki strata sosial sangat tinggi karena menguasai benda-benda regalia atau emblems of royalty.
Namun, ekskavasi yang pernah dilakukan Balai Arkeologi, Arkeologi UGM, dan Suaka Peninggalan Purbakala beberapa bulan sesudah temuan harta karun emas, mengindikasikan hal lain.
Di sebelah timur permukiman kuno Plosokuning terdapat batas berupa pagar artifisial. Sementara harta karun emas Wonoboyo ditemukan di luar kawasan itu, dan saat ditemukan tidak ditemukan jejak pembatas apapun di sekitarnya.
Widodo (58), orang yang pertama kali menemukan guci berisi emas, mengaku tidak mendapati pembatas atau pelindung apapun di sekitar lokasi temuan. Misalnya, susunan batu di sekelilingnya.