Kisah Mayat Charlie Caplin yang Dicuri dan Makamnya yang Kini Ditembok Beton
Mayat Charlie Caplin pernah dicuri, kemudian para pelaku minta sejumlah uang tebusan
Keluarga mereka telah menetap di Swiss pada tahun 1952 setelah Chaplin ditolak masuk ke Amerika gara-gara dituding sebagai simpatisan komunis.
Sementara itu, setelah penyelidikan selama lima minggu, polisi menangkap dua montir mobil - Roman Wardas asal Polandia, dan Gantscho Ganev, dari Bulgaria.
Keduanya mendatangi makam Chaplin, membongkarnya, kemudian membawa mayatnya lalu menguburnya di ladang jagung sekitar 1 mil dari rumah keluarga Chaplin di Corsier.
Setelah ditangkap Wardas dan Ganev mengakui perbuatannya. Dan mereka dihukum karena merampok dan mencoba melakukan pemerasan.
Kepada polisi, kedua pelaku yang merupakan pencari suaka politik dari Eropa Timur, mengaku bahwa mereka nekat mencuri mayat Chaplin dengan maksud meminta uang tebusan untuk menyelesaikan masalah keuangan mereka.
Wardas, yang diidentifikasi sebagai dalang dari rencana jahat itu, dijatuhi hukuman empat setengah tahun kerja paksa.
Ketika dia menceritakannya, dia terinspirasi oleh kejahatan serupa yang dia baca di surat kabar Italia.
Sementara Ganev diberi hukuman percobaan 18 bulan, karena ia diyakini memiliki tanggung jawab terbatas atas kejahatan tersebut.

Adapun Chaplin, kemudian dimakamkan kembali di kuburan dengan tembok beton untuk mencegah terjadinya upaya pencurian kembali. (*)