Sebabkan Keracunan Massal, Dinkes Kabupaten Magelang Teliti Sampel Jamu Uyub

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tengah menyelidiki peristiwa keracunan massal yang menimpa 11 orang warga.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
internet
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tengah menyelidiki peristiwa keracunan massal yang menimpa 11 orang warga di dua desa yakni Desa Senden, Kecamatan Mungkid dan Desa Treko, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Hendarto, mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel jamu uyub-uyub yang dikonsumsi oleh para korban.

Sampel tersebut dibawa ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta untuk diteliti di laboratorium untuk mengetahui bahan berbahaya yang terkandung dalam jamu uyub-uyub tersebut.

"Sampel sudah kami ambil dan bawa ke BBTKLPP Yogyakarta, di sana akan diteliti lebih lanjut, apa bahan berbahaya yang menyebabkan keracunan massal tersebut," tutur Hendarto, Rabu (29/3).

Hendarto mengatakan, hingga saat ini dirinya masih belum mengetahui secara pasti penyebab keracunan massal tersebut. Namun diduga kuat, keracunan itu disebabkan oleh intoksikasi jamu.

"Hasilnya masih menunggu pemeriksaan dan penelitian di sana, baru dapat dipastikan. Saat ini kami belum dapat memberikan keterangan apa penyebab pastinya," tuturnya.

Lanjut Hendarto, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar waspada dalam mengonsumsi jamu yang dijual di pasaran.

Ia meminta masyarakat untuk memastikan izin, kelaikan produk dan tanggal kadaluarsa dari jamu yang akan dikonsumsi.

"Kami minta masyarakat lebih teliti lagi, dan berhati-hati dalam membeli obat-obatan atau jamu, pastikan keamanannya," ujarnya.

Direktur RSUD Muntilan, M Syukri, mengatakan, saat ini kondisi pasien keracunan jamu sudah relatif stabil, setelah sebelumnya para korban mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, nyeri perut dan kejang akibat mengonsumsi jamu.

"Sudah relatif stabil," tuturnya.

Sementara itu, dokter penyakit dalam yang menangani korban keracunan, dr Syamsul mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan penyebab pasti keracunan tersebut karena harus dilakukan penelitian di laboratorium.

Pasalnya, pasien tak hanya mengonsumsi jamur tetapi juga obat jenis tertentu.

"Intoksikasi Jamu, tetapi jenis jamunya apa kita masih selidiki di laboratorium, apakah jamunya atau obat yang dikonsumsi obat tertentu. Nanti dari dinkes yang akan menentukan," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved