IPAL Tahu dan Batik Dibangun Tahun Ini
Suyana menjelaskan bahwa selama ini pemilik usaha melakukan pengolahan limbah dengan cara sederhana.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM ,YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta tengah berencana membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk limbah tahu dan batik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Suyana menjelaskan akan membangun 4 IPAL yakni 2 IPAL tahu dan 2 IPAL batik.
"Untuk IPAL tahu ada di Tegalrejo dan untuk IPAL batik di sekitar Demangan sini," ujarnya, Senin (26/3/2018).
Suyana menjelaskan bahwa selama ini pemilik usaha melakukan pengolahan limbah dengan cara sederhana.
Misalkan saja untuk limbah batik, tidak langsung dibuang namun ditampung terlebih dahulu di bak.
"Sebenarnya sudah melakukan pengolahan limbah. Tapi terlalu sederhana. Ditampung di bak untuk diendapkan lalu dibuang. Kalau kita kan dibagi menjadi beberapa kompartemen kemudian disaring," bebernya.
Baca: Penetapan Tersangka Kasus IPAL Komunal Masih Tunggu Saksi Ahli
Ia membeberkan, dalam limbah tahu tersebut mengandung senyawa organik yang tinggi di antaranya BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand).
Selain itu limbah tahu juga menimbulkan bau yang tak sedap serta menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sementara limbah batik mengandung unsur kimiawi yang tinggi, terlebih batik yang menggunakan pewarna kimia.
Namun untuk segera membangun IPAL yang sumber anggarannya berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut tidaklah mudah. Ia menemui beberapa kendala di lapangan misalkan saja jarak serta lahan.
"Lokasinya di tepi sungai jadi susah. Lalu juga jarak tempat satu ke tempat lainnya juga jauh. Belum ada di sini Kampung Batik yang jarak pengrajin batik satu dengan yang lain berdekatan. Mereka tersebar. Itu yang susah," ungkap Suyana.
Walau terdapat kendala tersebut, ia merencanakan pembangunan IPAL dilakukan pada tahun 2018 ini.
"Targetnya tahun ini. DED sedang dibuat," ujarnya.
Baca: Warga Bergan Sempat Keluhkan Proyek IPAL Komunal
Sebelumnya, Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Kota Yogyakarta, Endang Rohjiani dalam peringatan Hari Air Dunia di sungai Winongo mengatakan bahwa menemukan limbah tahu yang mencemari sungai.
Endang menjelaskan, di sungai bagian atas atau yang dekat dengan titik start di Kragilan, kondisi sungai belum tercemar.
Bahkan di Gedongkiwo masyarakat telah menerapkan sistem mina padi dan beberapa waktu yang lalu melaksanakan panen ikan dari hasil tersebut.
Sementara itu, untuk sisi selatan sungai atau yang hampir mendekati garis finish, terlihat beberapa titik pencemaran limbah yang dibuang ke sungai.
Mulai dari kandang babi, kandang sapi, pabrik tahu yang tidak hanya masuk aliran sungai namun juga masuk ke aliran irigasi menuju Bantul.
"Kalau pabrik tahu tersebut ada di Wirobrajan, Gedongkiwo, dan Notoprajan," ucapnya ditemui setelah acara susur sungai.(TRIBUNJOGJA.COM)