Begini Rangkaian dan Tata Cara Hari Raya Nyepi Umat Hindu

Pada hari yang menandai Tahun Baru Saka 1940 itu, umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian.

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Peserta pawai membawa ogoh-ogoh melintas di jalan Malioboro, kota Yogyakarta, Sabtu (10/3/2018). Dalam pawai yang diikuti oleh 25 kelompoktersbeut diadakan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi yang akan jatuh pada 17 Maret mendatang 

Puncak Nyepi untuk melakukan Catur Brata Penyepian dimulai pada tahun baru saka pukul 06.00 hingga keesokan harinya pukul 06.00.

Ada empat hal yang harus dilakukan.

Pertama, Amati Geni, yakni tidak menyalakan api secara fisik ataupun api di dalam diri (nafsu).

Kedua, Amati Karya, yakni tidak boleh beraktivitas atau bekerja.

Ketiga, Amati Lelungan, yang artinya tidak boleh bepergian keluar rumah.

Keempat, Amati Lelanguan artinya tidak boleh bersenang-senang dengan menyalakan TV, radio dan sarana yang bersifat hiburan.

Tahun ini, pemerintah telah sepakat untuk mematikan jaringan internet selama puncak perayaan Nyepi.

Bagi yang mampu dapat melaksanakan ngembak gni, yakni tapa, brata, yoga, semadhi dan puasa total mulai fajar Tahun Baru Saka hingga fajar keesokan harinya.

4. Ngembak Geni

Ini adalah rangkaian terakhir perayaan Nyepi, yang dilaksanakan pada hari kedua setelah tahun baru.

Umat Hindu akan melakukan Dharma Santi, yakni saling berkunjung ke keluarga dan tetangga, untuk saling meminta maaf, agar bisa memulai tahun baru dengan hati yang suci.

Di Desa Sesetan Denpasar, muda-mudi akan berciuman secara bergantian.

Ritual ini disebut Omed-Omedan atau Med-Medan.

Meskipun berlangsung riuh, tetapi ritual Omed-Omedan dianggap sakral oleh masyarakat setempat. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved