Rudolf Dethu: Budaya Pop Bisa Menjadi Kekuatan Gerakan Anak Muda

Aktivis dan Pemerhati Musik Rudolf Dethu mengatakan bahwa budaya pop bisa menjadi kekuatan gerakan anak muda.

Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Rudolf Dethu berbicara tentang kaitan Budaya Pop dan Aktivisme di PKKH UGM. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivis dan Pemerhati Musik Rudolf Dethu mengatakan bahwa budaya pop bisa menjadi kekuatan gerakan anak muda.

Rudolf mencontohkan, gerakan ForBali didukung dan diikuti oleh band musik ternama seperti Superman Is Dead.

Pengaruhnya tidak hanya di Bali, namun juga hingga di luar pulau Bali.

"Salah satu hasil dari gerakan tersebut adalah tertundanya proyek reklamasi, dan kemungkinan besar akan batal dilakukan," ungkap Rudolf dalam Forum Umar Kayam pada Selasa (27/02/2018).

ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) sendiri merupakan gerakan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi di kawasan konservasi Teluk Benoa.

Baca: Yusril Terheran-heran Kok Bisa-bisanya Anies-Sandi Hendak Batalkan Reklamasi

"Contoh lain adalah kaos bergambar Che Guevara.

Banyak yang menggunakan kaos tersebut namun belum tentu paham makna dari gambar tersebut," papar Rudolf dalam forum di Ruang Bonang, PKKH UGM.

Budaya pop, menurut Rudolf, sangat dekat dengan anak muda.

Maka tak mengherankan jika suatu gerakan bisa efektif dengan memanfaatkan tren yang sedang berlangsung.

"Suatu gerakan tidak mesti berhasil sepenuhnya. Tapi setidaknya gerakan tersebut bisa diingat orang. Maka di situlah fungsi budaya pop itu tadi," ujar Rudolf di hadapan para mahasiswa.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved