Lipsus Terminal Giwangan

Selain Tak Terawat, Terminal Giwangan Juga Sepi penumpang

Selain tampak tak terawat, jumlah penumpang yang singgah di terminal ini juga semakin lama terus menyusut.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Hening Siswanto
Suasana terminal giwangan 

Dari yang dulunya bisa membawa full 50 seat kini mendapat setengahnya saja sudah untung.

Baca: Terminal Giwangan Semakin Tak Terawat

Kondektur bus jurusan Surabaya, Toto satu suara soal mencari penumpang di Terminal Giwangan."Dapat 10 penumpang saja sudah untung," katanya.

Kondisi ini dikarenakan, kata Toto, penumpang lebih banyak memilih moda transportasi lain yang dinilainya lebih cepat dan nyaman.

"Penumpang kan sekarang lebih banyak milih kereta daripada bus. Cepat dan nyaman kali," ujarnya.

Koordinator Satpel Terminal Giwangan, Bekti Zunanta menyebut, penurunan penumpang yang terjadi merupakan kenyataan pahit yang harus dihadapi terminal.

Ia mengatakan memang terjadinya penurunan penumpang setiap tahunnya.

Di lima tahun terakhir ini terdapat penurunan penumpang rata-rata 3 persen per tahun.

Baca: Kampung Sanggrahan Giwangan Panen 1,5 Kuintal Kelengkeng

Berdasarkan data Satpel Terminal Giwangan, penurunan itu bisa dilihat dari jasa ruang tunggu atau penumpang yang semakin menurun.

Di tahun 2014, jasa ruang tunggu mencapai Rp 1.213.386.000, sementara pada tahun 2015 mencapai Rp 1.060.538.000.

Jumlah tersebut terus menurun hingga tahun 2016 yang mencapai Rp 967.478.500.

“Untuk tahun 2017 memang tidak dipungut retribusi baik kios, bus yang masuk dan juga peron. Sehingga tidak ada pemasukan, “ ulasnya.

Adapun untuk pemungutan retribusi hingga kini masih menunggu aturan pendapatan negara bukan pajak (PNBP).(TRIBUNJOGJA.COM)         

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved