Yogya Harus Tambah Objek Wisata untuk Meningkatkan Length of Stay

Kegiatan Jogjavaganza berhasil meraup transaksi sebesar 80 persen untuk sektor Pariwisata Kota Yogyakarta pada saat table top.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/ Noristera Pawestri
Sebanyak 71 booth turut memeriahkan Jogjavaganza Table Top yang berlangsung di Hotel Harper Mangkubumi, Rabu (21/2/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kegiatan Jogjavaganza berhasil meraup transaksi sebesar 80 persen untuk sektor Pariwisata Kota Yogyakarta pada saat table top.

Hal tersebut diakui Ketua Badan Promosi Wisata Kota Yogyakarta (BP2KY), Fito Laksmana sebagai capaian yang luar biasa.

"Kalau target kita 100 persen. Tapi 80 persen itu sudah memuaskan," bebernya, belum lama ini.

Ia menjelaskan bahwa sasaran dari transaksi tersebut mayoritas adalah reservasi hotel.

Sementara untuk reservasi objek wisata, baru akan dilakukan ketika yang bersangkutan datang untuk mengunjungi tempat tersebut.

"Reservasi hotel ini untuk bulan Maret dan April. Terjadi reservasi baru atau tingkat kunjungan masyarakat yang baru. Paling banyak memang dari Lampung, Makassar, dan Jawa Tengah. Lama kunjungan dua hari satu malam," bebernya.

Fito menambahkan, untuk menambah lama tinggal atau length of stay bila hanya dengan table top saja.

Harus ada upaya lain yang bisa terlihat nyata.

Misalkan menambah pilihan destinasi wisata, mengembangkan objek wisata, dan peningkatan infrastruktur yang sudah ada.

"Kalau infrastruktur masih seperti ini, kurang maksimal, belum betah tinggal di Yogya. Misalkan fasilitas umum seperti jalur pedestrian dan toilet umum yang harus banyak dibenahi," terangnya.

Terkait objek wisata, Fito menuturkan bahwa memang sudah seharusnya dilakukan penambahan.

Terlebih hiburan berupa atraksi wisata juga dinilai minim.

"Atraksi malam dan atraksi seni kurang, dance performance kurang. Kita cuma punya satu di Purowisata," tandasnya.

Selain itu juga disesuaikan dengan trend masa kini, Fito mengungkapkan bahwa sebenarnya tempat wisata yang digemari adalah spot foto.

"Karena ini pasar domestik, dan mereka menyukai spot foto, maka ini yang perlu ditambah," jelasnya.

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Yunianto Dwisutono menuturkan acara Jogjavaganza sangat efektif untuk menginformasikan sekaligus menambah angka kunjungan wisatawan terutama pada saat low season.

"Banyak yang belum tahu bahwa harga kamar hotel untuk low season ini murah. Mengetahui hal tersebut, mereka jadi tertarik untuk berkunjung ke Yogya," bebernya.

Agar semakin meningkatkan kualitas pariwisata di Kota Yogyakarta, Yunianto juga berpesan kepada hotel-hotel non bintang untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan agar bisa bersaing dengan hotel bintang yang banting harga saat low season ini.

"Sekarang konsumen yang memilih ingin menginap di hotel yang mana. Maka dari itu, hotel non bintang harus mau untuk terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan," pungkasnya.

Dalam acara table top Jogjavaganza tersebut tersedia 70 meja yang dihadiri oleh 70 seller dari pelaku wisata di Kota Yogyakarta dan juga 120 buyer dari seluruh provinsi di Indonesia.

Rangkaian kegiatan Jogjavaganza sendiri berlangsung pada 20-23 Februari 2018.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved